Mesti Ada Pengganti UN yang Berstandar

- Minggu, 15 Desember 2019 | 09:42 WIB

SAMARINDA–Rencana penghapusan ujian nasional (UN) direspons Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim. Secara garis besar, Pemprov Kaltim mendukung kebijakan tersebut. Dengan catatan, perlu ada pengganti UN yang sesuai standar.

“Artinya, siswa bukan ditentukan dari ujian itu lalu lulus atau tidak. Tetapi, ditentukan oleh pengukuran tingkat penyerapan materi. Itu harus ada apapun bentuknya. Sehingga, tidak jadi alat menjustifikasi siswa. Apakah dia diterima atau tidak, juga apakah dia lulus atau tidak,” jelas Nadiem.

Menurut dia, peserta didik harus diukur kemampuannya, tetapi untuk treatment selanjutnya. Jadi, bahan evaluasi untuk pendidikan anak itu setelah penilaian. Hal itu tidak jauh berbeda dengan yang dimaksud Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim.

Diungkapkan menteri termuda itu, asesmen kompetensi minimum dan survei karakter dilakukan saat masa pertengahan jenjang. Gunanya, memberikan waktu untuk sekolah melakukan perbaikan sebelum siswa lulus dari jenjang tersebut.

Sehingga, asesmen tersebut tidak digunakan sebagai alat seleksi siswa untuk masuk ke jenjang pendidikan selanjutnya. “Kita mengembalikan esensi asesmen tingkat nasional sebagai tolok ukur menilai sekolahnya maupun sistem pendidikannya. Bukan siswa yang diukur,” ujar Nadiem.

Asesmen itu rencananya dilakukan dengan berbasis komputer. Namun perlu diingat, tidak semua sekolah punya akses memadai untuk urusan komputer. Mulai keberadaan perangkat hingga jaringan.

Di Kaltim saja, pada 2019, jumlah sekolah yang melaksanakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) jumlahnya lebih sedikit. Ada 883 SMA dan SMP sederajat yang UNBK. Sedangkan yang melaksanakan ujian nasional kertas pensil (UNKP) ada 1.281 sekolah dari jenjang yang sama. Sekolah yang belum menerapkan UNBK biasanya disebabkan kendala jaringan dan jumlah komputer. Sementara itu, jenjang SD memang belum diterapkan UNBK.

Meski begitu, diungkapkan Kepala SMA 3 Samarinda Abdul Rozak Fakhruddin, masih perlu ujian berstandar nasional untuk evaluasi pendidikan di suatu daerah. “Ujian nasional untuk tahun ini masih tetap ada. Jika nanti ujian nasional dihapus, harus ada ujian yang berstandar nasional. Entah apa namanya, jangan sampai ujian nasional dihapus, lantas tidak ada ujian yang berstandar nasional,” ucap ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah Samarinda itu.

Rozak mengkhawatirkan, jika ujian yang berstandar nasional tidak ada, maka akan sulit untuk menentukan pemetaan mutu di setiap satuan pendidikan. Dengan pemetaan, bisa jadi acuan untuk evaluasi dan pengembangan pendidikan di daerah tersebut.

BIKIN SEKOLAH KREATIF

Sementara itu, Komisi X DPR telah menggelar rapat kerja dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kamis (12/12). Dalam rapat tersebut, Nadiem Makarim memaparkan program kerja.

Salah satu program yang dipaparkan adalah penggantian ujian sekolah berstandar nasional (USBN) dengan ujian sekolah (US). Format ujian sepenuhnya disusun oleh guru dan sekolah. Sebab, guru dan sekolahlah yang paling mengetahui keadaan siswanya masing-masing. Kemudian, metode yang paling sesuai untuk mengetes kompetensi-kompetensi tertentu.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menilai, program itu akan memiliki dampak yang signifikan. “Saat guru diberikan kebebasan lebih, daya kreativitasnya akan muncul. Mereka akan memikirkan cara-cara bagaimana panduan dalam Kurikulum 2013 (K-13) itu dapat diterjemahkan dan diserap lebih baik oleh peserta didik, sesuai konteksnya masing-masing,” ujarnya.

Hetifah mengapresiasi kebijakan Nadiem yang tidak mewajibkan semua sekolah untuk menerapkan hal tersebut. Menurut dia, jika ada sekolah-sekolah yang masih harus beradaptasi dan belum memiliki kemampuan untuk membuat soal sendiri, harus diakomodasi oleh Kemendikbud.

“Untuk sekolah-sekolah yang sudah siap melesat, biarkan saja mereka memaksimalkan potensinya. Tidak boleh ditahan. Sementara untuk sekolah-sekolah yang mungkin belum siap, Kemendikbud akan memberi solusi. Itu sangat baik,” ucapnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X