Mini University Kaltim Preneurs, Ajak UMKM Go Ekspor

- Jumat, 13 Desember 2019 | 13:22 WIB

Pemerintah daerah semakin agresif mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memperluas pasar hingga mancanegara. Salah satunya lewat program Mini University Kaltim Preneurs.

 

SAMARINDA- Mini University Kaltim Preneurs pada 2019 ini sudah memasuki tahun ketiga. Hingga kini sudah ada sebanyak 859 pengusaha belajar di Mini University Preneurs tersebut. Diharapkan lewat program ini pelaku usaha mikro kecil dan menengah bisa go ekspor. Sehingga tidak hanya menjual barang dagangannya di dalam negeri.

Mini University awalnya dilakukan untuk merespon banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi pada sektor pertambangan Kaltim pada 2014 lalu. Para pekerja yang terkena PHK dididik untuk membuka lapangan pekerjaan baru. Lewat Mini University, UMKM coba dikembangkan. Langkah ini ukup manjur untuk mengurangi jumlah pengangguran Kaltim.

Tingginya jumlah PHK yang disebabkan anjloknya komoditas utama Kaltim yaitu batu bara memang harus diatasi. Bumi Etam memilih mengurangi pengangguran lewat berwirausaha. Program wirausaha Bank Indonesia, merupakan salah satu konsen BI dalam mengembangkan ekonomi dan meningkatkan potensi daerah melalui peningkatan kompetensi dan technical skill pelaku usaha Kaltim.

Mini University merupakan sebuah program wirausaha Bank Indonesia yang bertujuan meningkatkan kompetensi, public skill dan kapasitas UMKM lokal sehingga dapat mengembangkan potensi ekonomi daerah. Program pelatihan didesain menyerupai kelas bisnis professional.

Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Kaltim Tutuk SH Cahyono menuturkan, pada saat ekonomi Kaltim minus, Mini University dibentuk. Saat itu (2016) hanya ada 20 peserta. Namun saat ini sudah mencapai 859 peserta. Ini menandakan UMKM Kaltim semakin berkembang. Tingginya animo peserta ditunjukkan dengan asal peserta yang tidak hanya dari Samarinda, namun juga berasal dari Balikpapan, Bontang, Kubar, Kukar, Kutim dan PPU. 

Tutuk menambahkan, pihaknya terus berusaha meningkatkan daya saing terutama di tingkat UMKM. Selama ini program perkembangan UMKM sudah sangat baik, tapi selalu ada masalah baru. Dulu perkembangan UMKM di Kaltim untuk mengatasi banyaknya pengangguran akibat pertambangan emas hitam yang sedang lesu. Saat ini masalahnya bagaimana menyiapkan UMKM yang memiliki daya saing jelang Kaltim menjadi ibu kota negara (IKN).

“Kita berharap saat ini pelaku usaha yang tergabung dalam mini university preneurs dapat terus meningkatkan kompetensi diri, sehingga usahanya meningkat, produknya unggul,” jelasnya usai penyematan tanda kelulusan peserta Mini University Preneurs di KPw-BI Kaltim Jalan Gajah Mada, Samarinda, Kamis (12/12).

Dia menjelaskan, di Era 4.0 di mana terjadi disrupsi pada semua sektor, maka dibutuhkan kecepatan dan kemampuan pengusaha agar siap untuk berubah. Go digital dan go ekspor senantiasa menjadi tujuan. Globalisasi tidak bisa dibendung, begitu pun ekonomi. Semakin bergantungnya suatu daerah dengan asupan komoditas dari negara lain, maka semakin rentan pilar ekonominya. Sehingga lewat Mini University Preneurs ini, diharapkan pelaku usaha Kaltim sudah lebih baik.

“Kita coba datangkan pengusaha-pengusaha yang sudah berhasil go ekspor, agar bisa dicontoh oleh pelaku usaha Kaltim. Harapannya agar kita juga bisa ekspor produk kita dan meningkatkan neraca perdagangan Bumi Etam,” pungkasnya. (ctr/ndu)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB
X