Bermula dari Bali, Tebar Pesona sampai Miami

- Jumat, 13 Desember 2019 | 13:07 WIB

Memahami tren warga yang semakin peduli lingkungan plus kebiasaan lebih suka meminjam daripada membeli menjadi latar belakang Iwan Suryaputra membuat Gowes. Aplikasi itu memungkinkan penggunanya memakai sepeda, otopet, hingga motor listrik.

 

SAHRUL YUNIZAR, Jakarta, Jawa Pos

 

Minggu pagi (8/12) di kawasan Monumen Nasional, Jakarta Pusat. Banyak orang yang berlalu-lalang. Di antara mereka ada Yorie Warman. Saat dijumpai, dia sedang mengembalikan sepeda listrik berkelir merah kuning. Pemuda 21 tahun itu mengaku baru menjajal aplikasi Gowes.

’’Ini pertama kalinya. Nyoba-nyoba aja keliling sekitar sini,’’ katanya seraya menata sepeda yang baru disewanya itu ke sebelah sepeda-sepeda dengan warna serupa.

Gowes yang merupakan aplikasi penyedia jasa bike sharing juga punya otopet listrik. Moda transportasi tersebut sedang booming di ibu kota. Tidak jarang pengguna otopet listrik yang masuk jalan raya. Sampai ada yang celaka. Hingga keluar aturan baru. Yakni, naik otopet listrik di jalan raya kena denda Rp 250 ribu.

Otopet Gowes sudah punya aturan itu. Gowes tidak mengizinkan penyewa membawa otopet ke jalan raya. Hanya boleh di daerah tertentu. Di antaranya, Bintaro, Kebun Raya Bogor, Universitas Indonesia (UI), dan tempat-tempat lain di Jabodetabek, Bali, Bandung, serta Semarang.

Cara itu dianggap bisa memperkecil risiko kecelakaan. Lagi pula, dengan daya tahan baterai yang terbatas, otopet listrik semestinya memang hanya digunakan untuk jarak dekat.

Iwan Suryaputra sebagai pendiri Gowes menyebutkan, aplikasinya itu sudah diunduh 200 ribu kali di iOS maupun Android. Namun, pengguna aktifnya baru 20 ribu–40 ribu. Tentu masih kalah jauh jika dibandingkan dengan pengguna aktif aplikasi ojek daring.

Meski begitu, Iwan terus bersyukur karena catatan pengguna menunjukkan grafik positif. Terus bertambah. Apalagi, armada yang mereka miliki baru 1.500 unit.

Gowes kali pertama diluncurkan di Bali pada Agustus 2018. Iwan yang asli Semarang tetapi tinggal di Jakarta merasa Bali sebagai pasar potensial penyewaan sepeda. ’’Untuk wisatawan keliling-keliling dengan area yang tidak terlalu jauh. Kami bekerja sama dengan beberapa hotel di sana,’’ ujarnya.

Gowes dimulai dengan 50 armada. Itu pun cuma sepeda dan sepeda listrik. Otopet baru menyusul. Kemudian ditambah motor listrik. ’’Sekarang yang terbanyak di Jakarta,’’ katanya.

Dari pintu ke pintu, Iwan menawarkan Gowes. Mengajak kerja sama berbagai perusahaan. Tujuan utama mendirikan usaha itu adalah membiasakan masyarakat menggunakan kendaraan tanpa bahan bakar minyak supaya membantu mengurangi polusi.

Dia menyebutkan, ada 80 perusahaan yang bekerja sama dengan Gowes. Mereka menempatkan armada Gowes di area perkantoran, destinasi wisata, sampai tempat belajar seperti di UI dan Telkom University.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Desak MK Tak Hanya Fokus pada Hasil Pemilu

Jumat, 29 Maret 2024 | 10:36 WIB

Ibu Melahirkan Bisa Cuti hingga Enam Bulan

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:30 WIB

Layani Mudik Gratis, TNI-AL Kerahkan Kapal Perang

Selasa, 26 Maret 2024 | 09:17 WIB

IKN Belum Dibekali Gedung BMKG

Senin, 25 Maret 2024 | 19:00 WIB

76 Persen CJH Masuk Kategori Risiko Tinggi

Senin, 25 Maret 2024 | 12:10 WIB

Kemenag: Visa Nonhaji Berisiko Ditolak

Sabtu, 23 Maret 2024 | 13:50 WIB
X