Buka Suara, Kritisi Negeri Sendiri dan WADA

- Kamis, 12 Desember 2019 | 13:39 WIB

Para atlet Rusia menjadi pihak yang paling dilematis menghadapi sanksi doping untuk negara mereka. Tidak semuanya terlibat, tapi semua ikut merasakan image buruk tersebut. Mereka kecewa dengan keputusan ini. Termasuk kepada Negara sendiri.

 

MOSKOW-Atlet renang indah Rusia, Svetlana Romashina, sedang berada di kolam renang untuk berlatih bersama teman-temannya Senin sore kemarin (9/12). Di tengah latihan, kabar tentang Rusia akan dilarang tampil selama empat tahun dari berbagai event olahraga mayor termasuk Olimpiade 2020 Tokyo tiba-tiba tersebar.

Gara-gara berita tersebut, Romashina dan teman-temannya yang merupakan anggota timnas renang indah Rusia memilih menghentikan latihan sejenak. Mereka langsung sibuk dengan gawai masing-masing untuk searching perihal kabar itu di internet.

Setelah mengecek gawai masing-masing, suasana latihan langsung berbeda. Romashina sendiri mengaku terkejut dan tidak bisa berkata apa-apa. “Seperti ada bom yang tiba-tiba jatuh,” ucapnya dilansir The Guardian.

Pemilik lima medali emas olimpiade tersebut lantas menatap wajah junior-juniornya di tim. Mereka tampak yang paling terpukul. Sebagian dari mereka belum pernah tampil di Olimpiade. Impian tampil untuk kali pertama di multievent terbesar sejagat tiba-tiba terancam musnah gara-gara kabar tersebut.

“Hukuman itu menyakiti hati kami para atlet yang bersih (dari doping),” ucap Romashina. “Kami tidak pernah berbuat salah apapun,” tambahnya.

Kabar perihal sanksi itu datang dari markas besar Badan Anti Doping Dunia (WADA) di Lausanne, Swiss. Senin sore itu, Komite Eksekutf WADA baru merampungkan rapat yang menyepakati jatuhnya sanksi bagi Rusia. Gara-gara sanksi itu, Rusia tidak boleh ikut maupun menyelenggarakan berbagai event olahraga mayor dalam empat tahun ke depan.

Keputusan ini muncul setelah WADA mendapat bukti Badan Anti Doping Rusia (RUSADA) menyerahkan dokumen laboratorium palsu kepada mereka. Hal itu disinyalir untuk menutupi kasus skandal doping di negara tersebut pada medio 2011 hingga 2015.

“Kami memberi mereka kesempatan kembali bergabung ke komunitas anti doping dunia. Tapi ternyata kembali melakukan penipuan,” ucap Presiden WADA Craig Reedie dilansir BBC.

Romashina dan teman-temannya kini masih berharap tetap bisa tampil di Olimpiade. Meski, syaratnya akan lebih ketat dan tak akan diperbolehkan untuk membawa embel-embel Rusia.

Setiap atlet Rusia yang terbukti bebas dari doping nantinya tetap boleh turun dengan bendera netral. Itu sudah dilakukan di Olimpiade Musim Dingin 2018 lalu di Pyeonchang, Korea Selatan. “Kami masih berharap yang terbaik. Meski sudah siap dengan kemungkinan terburuk,” jelasnya.

Di tengah kritiknya terhadap WADA terkait hukuman menyeluruh untuk Rusia, pengumpul 21 medali emas kejuaraan dunia renang indah itu juga menyimpan kekecewaan terhadap pemegang otoritas olahraga di negerinya sendiri. Dia merasa sejauh ini para pemegang otoritas tersebut tidak tegas untuk menyelesaikan masalah doping yang sudah berlarut-larut sejak 2015.

Hal lebih gamblang diucapkan atlet lompat tinggi Rusia Mariya Lesitskene. Atlet 26 tahun itu secara terbuka mengkritik Kementrian Olahraga Rusia. “Kami para atlet menjadi korban. Ditinggal sendirian menghadapi masalah ini,” ucap pemilik tiga medali emas kejuaraan dunia tersebut.

Lasitskene melanjutkan, hukuman ini tidak mungkin terjadi jika tidak ada api yang menyulut. Dia merasa negaranya tidak belajar dari kesalahan sebelumnya. “Satu setengah tahun saya harus absen dari berbagai event olahraga. Dan sekarang saya terancam dengan hal yang sama sekali lagi,” ucapnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Ibu Melahirkan Bisa Cuti hingga Enam Bulan

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:30 WIB

Layani Mudik Gratis, TNI-AL Kerahkan Kapal Perang

Selasa, 26 Maret 2024 | 09:17 WIB

IKN Belum Dibekali Gedung BMKG

Senin, 25 Maret 2024 | 19:00 WIB

76 Persen CJH Masuk Kategori Risiko Tinggi

Senin, 25 Maret 2024 | 12:10 WIB

Kemenag: Visa Nonhaji Berisiko Ditolak

Sabtu, 23 Maret 2024 | 13:50 WIB

Polri Upaya Pulangkan Dua Pelaku TPPO di Jerman

Sabtu, 23 Maret 2024 | 12:30 WIB

Operasi Ketupat Mudik Dimulai 4 April

Sabtu, 23 Maret 2024 | 11:30 WIB

Kaji Umrah Backpacker, Menag Terbang ke Saudi

Jumat, 22 Maret 2024 | 20:22 WIB
X