Membongkar Teka-teki dari Kasus Tewasnya Yusuf Ahmad Gazali

- Rabu, 11 Desember 2019 | 13:24 WIB

Senyum tipis Yusuf Ahmad Gazali jadi penyemangat Melisari selepas pulang kerja. Kini, sudah tak bisa lagi dilihatnya. Tragisnya, tubuh yang ditemukan di sungai itu sangat memprihatinkan. Tanpa kepala dan organ tubuh.

 

MATA Kombes Arif Budiman tak lepas menyorot ke aliran sungai selebar sekitar 5 meter. Perwira menengah Polri yang belum genap sebulan menggantikan Kombes Vendra Riviyanto, langsung dihadapkan pekerjaan rumah (PR) besar. Kasus penemuan jasad yang tak lengkap kondisinya.

Bersedekap, tatapan Arif seolah penuh pertanyaan. Ia bersama polisi bagian reserse kriminal. Baju sipil layaknya bukan seorang aparat. Mantan ajudan Jusuf Kalla itu juga berbincang singkat dengan warga sekitar. Layaknya seorang intelijen mencari bahan informasi. Alumnus Akpol 1997 itu menyebut, jasad itu terseret sekitar 4,5 kilometer. Dari awal titik hilangnya, yakni akses PAUD Jannatul Athfaal di Jalan AW Sjahranie, Samarinda Ulu.

Perwira melati tiga di pundak itu menjelaskan, sampai hari ini, polisi tak lantas menutup kasusnya begitu saja. Meski jasad Yusuf sudah dimakamkan di TPU Damanhuri, tepat beberapa jam setelah ditemukan. “Oh, enggak mungkin begitu saja. Penyelidikan tetap jalan,” ucapnya.

Jajarannya sudah melakukan prarekonstruksi Senin (9/12) lalu. Untuk mencari tahu rentang waktu sejak masih bersama pengasuh PAUD hingga lepas dari pantauan dan dikabarkan menghilang.

Arif menyebut, masih terus mendalami kasus kematian anak ketiga dari pasangan Bambang Sulistyo dan Melisari itu. Jatuhnya Yusuf dalam parit yang berada 20 meter dari PAUD, masih menjadi dugaan awal kepolisian. “Dugaan sementara hanyut dalam parit setelah turun hujan. Namanya anak kecil berjalan tidak melihat dan jatuh di parit,” terangnya.

Persoalan jauhnya lokasi penemuan dari PAUD tempatnya dititipkan lantaran derasnya aliran air akibat hujan yang mengguyur Samarinda, dan kondisi jasad yang tak utuh juga diduga karena lamanya di dalam parit. Disinggung adanya unsur kekerasan juga masih belum bisa dipastikan.

“Kan sudah 16 hari. Jadi, tubuhnya mengalami pembusukan dan menyebabkan tubuh tidak utuh. Kalau akibat mutilasi sepertinya bukan. Kami belum bisa berasumsi jauh, yang jelas masih dugaan sementara dan mendalami adanya motif lain,” bebernya. Untuk kepastian, polisi masih menunggu hasil dari tim forensik RSUD AW Sjahranie.

Polisi juga masih menunggu hasil uji deoxyribonucleic acid (DNA) untuk memberikan kepastian identitas secara biologis balita nahas tersebut. Diperkirakan, hasil uji DNA diketahui dalam dua pekan ke depan. “Sementara belum ada hasil, soal identitasnya baru secara umum dari pakaian terakhir yang dikenakan anak tersebut,” jelasnya.

Saat ditanyakan adanya unsur kelalaian dari pihak PAUD Jannatul Athfaal, Arif belum bisa memastikan. Pihaknya masih mendalami keterangan dari saksi untuk mengetahui adanya motif kelalaian. Terlepas dari adanya unsur kelalaian, pihaknya juga menyelidiki kemungkinan lain dari kasus tersebut. “Selain menunggu hasil forensik, kami terus mendalami kasusnya, termasuk adanya motif lain dan unsur kelalaian,” tegasnya.

Di PAUD, Yusuf memang kerap bermain seorang diri. Namun, Yusuf adalah anak yang patuh. Ia selalu mendengarkan pesan-pesan orangtuanya.

UJI DNA

Walau Bambang Sulisto dan Melisari telah memastikan jasad tersebut adalah anaknya, hasil uji DNA terus dilakukan demi menjadi bukti autentik. Dokter Kristina Uli Gultom, Sp FM, kepala instalasi forensik RSUD AW Sjahranie menuturkan, telah mengambil sampel jasad balita malang tersebut. Sementara sampel pembanding dari orangtua akan diambil hari ini (11/12). “Kami ambil berupa tulang lengan atas kanan dan satu tulang iga,” tambahnya. Untuk lama proses uji DNA, diperkirakan dua pekan hingga sebulan.

Persoalan perkiraan waktu kematian Yusuf pun tidak bisa dipastikan. “Secara teori sangat sulit, berada di dalam air, perlu waktu, pengalaman, dan penelitian khusus,” terangnya. Disinggung soal adanya indikasi tindakan kekerasan, lantaran beberapa bagian tubuhnya tidak utuh, perempuan berambut pendek itu tidak bisa memperkirakan lebih jauh. Hal itu karena jasad yang ditemukan telah membusuk.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X