Suplai Pisang Kepok Masih Kurang

- Rabu, 11 Desember 2019 | 13:03 WIB

SAMARINDA- Petani pisang kepok di Kaltim dituntut meningkatkan produksi. Pasalnya, permintaan ekspor ke Malaysia cukup besar, mencapai 800 ton per bulan. Sementara Kaltim, melalui Balai Karantina Pertanian Balikpapan baru-baru ini baru mampu mengekspor sebanyak 40 ton. Kaltim sendiri telah melakukan ekspor sebanyak tiga kali.

Kasi Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) dan UMKM Kaltim Ali Wardana mengungkapkan, permintaan pisang kepok di Malaysia sangat luar biasa. Ini bisa menjadi potensi ekspor baru yang bisa dimaksimalkan sebagai penyokong batu bara, minyak kelapa sawit, karet, dan kayu.

Pisang kepok merupakan hasil komoditas binaan Balai Karantina Pertanian Balikpapan. Namun hasil produksinya berasal dari berbagai wilayah di Bumi Etam, seperti Kutai Timur. “Dengan layanan direct call, komoditas ini bisa langsung diekspor melalui Pelabuhan Kaltim Kariangau Terminal (KKT),” ujarnya diamini Kasubsi Pelayanan Operasional Balai Karantina Hasil Pertanian, Stasiun Karantina Kelas I Samarinda Muthohar Uddin, Selasa (10/12).

Menurutnya, kurangnya produksi pisang kepok bukan dipengaruhi hasil panen petani. Namun angka konsumsi pisang yang tinggi serta proses pengirimannya. "Pemerintah juga wajib memastikan ketersediaan bahan konsumsi lokal aman sebelum diekspor," ucapnya

Pihaknya berharap ada dukungan dari instansi terkait untuk mengoordinasikan petani pisang. Termasuk dalam percepatan produksi ekspor pisang atau bagaimana cara menambah produksi pisang yang telah ada. Seperti menyosialisasikan kepada para petani untuk menanam pisang yang lahannya masih menganggur. (*/ain/ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X