MANTAP..! Pulau Tukung Jadi Pelabuhan Kapal Pesiar, Ada Banyak Fasilitas Wow....

- Selasa, 10 Desember 2019 | 11:04 WIB

BALIKPAPAN–Pulau Tukung di Kawasan Melawai, Balikpapan Kota, bakal disulap jadi pelabuhan khusus. Nantinya pelabuhan tersebut melayani kapal pesiar. Jadi, dapat bersandar lebih lama saat melakukan perjalanan wisata melewati perairan Teluk Balikpapan.

Dari hasil kajian PT Pelindo IV, selama ini kapal pesiar yang melintas hanya bersandar untuk memenuhi kebutuhan logistik dalam waktu singkat. Berkisar delapan hingga 12 jam. Itu pun tidak berlabuh di dermaga yang ada di pelabuhan. Jadi, para penumpang yang merupakan wisatawan mancanegara, tidak turun ke wilayah yang menjadi tempat kapal pesiar itu bersandar.

”Makanya kami berencana membangun pelabuhan cruise (kapal pesiar) untuk menunjang pariwisata. Sebagai integrasi pelabuhan dan pariwisata di Kaltim,” kata Dirut PT Pelindo IV Farid Padang seusai pertemuan dengan Komisi VI DPR RI, pekan lalu di Balikpapan. Rencananya, lanjut dia, ada tiga kota pelabuhan peradaban baru yang akan mengintegrasikan pelabuhan dan pariwisata di Kaltim.

Yakni kota pelabuhan peradaban Balikpapan, kota pelabuhan peradaban Samarinda dan kota pelabuhan peradaban Kuala Samboja, Kukar. “Pengembangan ini kami lakukan karena 80 persen pariwisata diangkut melalui laut. Terutama kapal cruise (pesiar),” imbuh mantan direktur Fasilitas dan Peralatan Pelabuhan PT Pelindo IV ini.

Menurutnya, pelabuhan peradaban Balikpapan akan ditunjang dengan Pelabuhan Semayang yang memiliki dermaga seluas 489 meter persegi. Ditambah terminal penumpang seluas 3.700 meter persegi. Karena keterbatasan lahan yang ada, pengembangan Pelabuhan Semayang sudah tidak memungkinkan dilakukan. Jadi, akan dilakukan penataan zonasi operasional.

“Jadi, pengembangan pelabuhan Balikpapan dapat dilakukan di daerah Pulau Tukung. Yang dijadikan sebagai pelabuhan cruise (kapal pesiar),” ungkapnya. Berdasarkan desain yang disusun, pelabuhan cruise (kapal pesiar) di Pulau Tukung akan dikembangkan jadi beberapa zonasi. Di antaranya, restoran, hotel dan tempat pertemuan, area kuliner, dan terminal penumpang.

Dengan demikian, dapat dimanfaatkan oleh wisatawan mancanegara saat kapal pesiarnya bersandar di Balikpapan. “Jadi UMKM bisa hidup dan bisa berdampak pada peningkatan devisa negara,” sebut Farid. Sementara itu, pelabuhan peradaban Samarinda akan mengandalkan Pelabuhan Yos Sudarso. Yang sebelumnya adalah pelabuhan kargo dengan luas dermaga 937 meter persegi. Pelabuhan umum ini pun, tak bisa lagi dikembangkan karena lokasinya di dalam muara dan tepian Sungai Mahakam.

Selain itu, alur pelayaran dan kolam pelabuhan dengan ketinggian -6 mlws (mean low water springs) atau tinggi rata-rata air surut, membuat pelabuhan tersebut menjadi dangkal untuk kapal berukuran besar. “Oleh karena itu, ke depannya kami akan mengubah Pelabuhan Samarinda akan dijadikan pelabuhan penumpang dan cruise/yacht,” terang dia.

Untuk menunjang keberadaan pelabuhan kapal pesiar, khususnya di Balikpapan, PT Pelindo IV akan membuat kontrak kerja sama dengan agen pariwisata. Termasuk meminta pemilik kapal pesiar melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk menjadikan pelabuhan sebagai one gate system.

Dengan demikian, kapal pesiar yang semula hanya bersandar maksimal delapan jam, akan berlabuh hingga empat hari. Dengan waktu yang relatif panjang itu, bisa dimanfaatkan dengan menawarkan paket wisata berupa city tour, sehingga berdampak pada pariwisata di Kaltim. Terutama Balikpapan dan sekitarnya.

“Kami sampai membuat kontrak ke Turki dan Australia. Melalui Kementerian Pariwisata. Karena kalau tidak ada kontrak, mereka (agen pariwisata) tidak akan mau. Sebab, kontrak untuk kapal pesiar cruise dibuat setahun sebelumnya. Jadi, dengan dibangunnya pelabuhan cruise dapat menunjang ibu kota negara melalui pariwisata,” jabar dia.

Pembangunan pelabuhan kapal pesiar di Pulau Tukung ditargetkan rampung dalam tiga tahun mendatang. Sebelum pusat pemerintahan di IKN di Sepaku beroperasi pada 2024. Untuk menuntaskan perencanaan tersebut, pihaknya telah berkoordinasi dengan Gubernur Kaltim Isran Noor.

“Akan disesuaikan dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kaltim. Mudah-mudahan bisa segera selesai tahun depan,” harap Farid. Sementara itu, anggota Komisi VI DPR RI Mohammad Toha menyambut baik rencana pembangunan pelabuhan kapal pesiar di Balikpapan. Sebab, calon IKN baru yang akan dipindah ke Kaltim, perlu ditunjang dengan sarana dan prasarana penunjang kepariwisataan.

Apalagi komisi yang membidangi perindustrian, perdagangan, koperasi dan UKM, BUMN, investasi, serta standardisasi nasional tersebut, saat ini belum melihat ada pelabuhan cruise di Indonesia yang memadai. Kapal cruise yang selama ini berlabuh hanya bisa mengunjungi terminal penumpang dan pelabuhan umum. “Jadi cukup bagus, jika IKN baru memiliki pelabuhan cruise tersendiri,” pungkas anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu. (kip/riz/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X