Tak Jadi di Melawai, Jembatan Tol Dipindah ke Kariangau

- Senin, 9 Desember 2019 | 13:54 WIB

BALIKPAPAN–Keputusan pemindahan lokasi jembatan tol Balikpapan-Penajam Paser Utara (PPU) membuat sejumlah pihak kaget. Sebab, kajian dan perencanaan jembatan yang membentang di Teluk Balikpapan itu dinilai sudah matang. Sehingga diharapkan mampu diwujudkan dalam waktu dekat.

Untuk diketahui, rencana pemindahan lokasi jembatan tol Balikpapan-PPU disampaikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono saat meninjau Jembatan Pulau Balang, Balikpapan, pekan lalu. Polemik ketinggian yang tidak kunjung tuntas di kawasan Teluk Balikpapan disebut jadi alasan.

Sehingga opsi memindahkan lokasi yang semula di kawasan Melawai, Prapatan, Balikpapan Kota ke hulu Kariangau, Balikpapan Utara, pun menguat. Lokasi baru ini tidak jauh dari lokasi Jembatan Pulau Balang. “Karena itu disampaikan Menteri (Basuki Hadimuljono). Berarti itu benar. Kami tunggu saja kelanjutannya, seperti apa,” kata Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi saat ditemui Kaltim Post, akhir pekan lalu.

Perencanaan pembangunan Jembatan Tol Balikpapan disusun oleh PT Tol Teluk Balikpapan. Konsorsium perusahaan pelat merah yang memprakarsai pembangunan jembatan tol atas laut, yang diklaim terpanjang di Indonesia ini. Adapun panjang keseluruhan yakni 11,75 kilometer. Konsorsium tersebut terdiri PT Waskita Toll Road (WTR), PT Kaltim Bina Sarana Konstruksi (Perusda Pemprov Kaltim), Perusda Benuo Taka (Perusda milik Pemkab PPU), dan Perusda Komaba Balikpapan.

“Jadi, kelanjutan perencanaannya seperti apa. Akan dibahas bersama dengan PT Waskita selaku pemrakarsa. Kami juga masih menunggu rapat bersama seluruh anggota konsorsium,” kata Rizal. Namun, menurut wali kota Balikpapan dua periode ini, sebelum benar-benar memutuskan memindahkan jembatan tol Balikpapan-PPU ke wilayah Kariangau, ada beberapa pertimbangan yang harus dikaji kembali oleh Kementerian PUPR.

Sebab, rencana lokasi yang dipilih berdekatan dengan Jembatan Pulau Balang. Pada sisi wilayah Balikpapan bakal dimulai pembangunan pada 2020. “Jadi kalau dipindah ke sana (Kariangau) sama aja dengan Jembatan Pulau Balang,” selorohnya. Ayah tiga anak itu menambahkan, kepastian mengenai pemindahan lokasi Jembatan Tol Balikpapan-PPU pasti akan dibahas kementerian terkait.

Pertemuan akan dilakukan dengan PT Tol Teluk Balikpapan yang dipimpin PT WTR selaku pemrakarsa pembangunan. “Jadi, kami sifatnya masih menunggu saja. Karena yang jelas mereka (PT WTR) pasti akan dipanggil menteri PUPR, menteri Perhubungan, dan menko Kemaritiman dan Investasi. Karena tiga kementerian itu yang berkaitan langsung dengan proyek ini. Yang penting jembatannya terbangun,” ucap Rizal.

Ditemui terpisah, Wakil Ketua DPRD Balikpapan Thohari Aziz menyebut, rencana pemindahan lokasi jembatan tol Balikpapan-PPU itu memerlukan kajian teknis yang panjang. Perencanaan sebelumnya saja, dimulai sejak 2014 dan dinyatakan rampung pada 2018. Setelah itu dilanjutkan dengan tahapan prakualifikasi untuk lelang investasi jembatan tol pada Juli 2019. Yang akhirnya dihentikan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono pada November 2019.

“Tapi kalau mau memindahkannya perlu kajian yang cukup panjang lagi. Mulai kajian lalu lintas hingga lingkungan,” kata politikus PDIP itu. Pria berkacamata tersebut pun akan memastikan langsung informasi pemindahan Jembatan Tol Balikpapan-PPU itu ke Kementerian PUPR. Sekaligus menanyakan langsung alasan yang mendasari pemindahan lokasi jembatan tol itu.

“Jadi, akan kami bahas internal dulu di DPRD di awal tahun depan. Setelah itu, kami akan tanyakan ke Kementerian PUPR,” ucapnya. Rencana menteri PUPR untuk mengubah lokasi jembatan tol Balikpapan-Penajam dinilai tidak berpengaruh terhadap konektivitas ke IKN.

Pengamat tata kota dari Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Aris Pratomo menyebut, di mana pun posisinya, jembatan yang menghubungkan Balikpapan dengan kawasan IKN sangat diperlukan. Selain Jembatan Pulau Balang, setiap infrastruktur penyambung darat tidak akan mubazir. “Apalagi posisi jembatan yang dipindah dekat Kariangau (dari sisi Balikpapan) jadi membantu lalu lintas kendaraan barang,” ujar Aris, kemarin (8/12).

Dalam prosesnya, jembatan akan mempercepat akses. Memudahkan angkutan khususnya yang berhubungan dengan pemindahan ibu kota. Karena itu tidak masalah jika dibangun berdekatan. Apalagi keduanya bakal terkoneksi dengan Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam). “Membuat fungsi jembatan lebih efektif,” ungkapnya.

Apalagi, lanjut dia, rencana proyek jembatan tol Balikpapan-Penajam sebelumnya, yang menghubungkan Melawai dengan Nipahnipah memiliki persoalan dengan ketinggian jembatan. Yang berimplikasi para lalu lintas pelayaran di Teluk Balikpapan. Sementara tidak murah jika mengubah ketinggian tersebut. “Informasi yang saya peroleh dari Dinas PU, mau naikkan jembatan, dari 55 meter menjadi 68 meter (ambang batas kapal tertinggi adalah 65 meter), itu bisa bertambah Rp 5 triliun,” sebutnya.

Diwartakan sebelumnya, menteri PUPR memastikan tidak akan meneruskan megaproyek jembatan tol Balikpapan–PPU. Alasannya, kondisi perairan antara Melawai dan Nipahnipah terlalu berisiko dengan lalu lintas pelayaran dan penerbangan.

“Kalau (jembatan) terlalu rendah, kapal tidak bisa keluar masuk. Kalau terlalu tinggi, memengaruhi penerbangan,” ungkapnya. Namun, pihaknya memastikan, jembatan nantinya tetap terkoneksi dengan Tol Balsam.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X