BALIKPAPAN – Jelang pembangunan ibu kota negara (IKN) jumlah pendatang atau jumlah penduduk di Kota Minyak akan meningkat. Dikatakan Shaleh, Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat (Kasi Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag Balikpapan, fenomena itu berpengaruh pula pada peningkatan jumlah pernikahan.
Sejauh ini dalam perkara pernikahan Kemenag tidak bisa menolak atau membatasi orang yang akan menikah. Selama berkas dan persyaratan telah dipenuhi, maka pernikahan bisa dilangsungkan sesuai ketentuan yang berlaku. Dan dicatat. Di dalam undang-undang pernikahan sendiri tidak membedakan asal ataupun dari mana si calon pengantin itu.
Diungkapkan setiap tahun jumlah pernikahan meningkat, walau angkanya tidak begitu jauh atau begitu drastis dari tahun-tahun sebelumnya. Hanya saja peningkatan selalu terjadi, sekitar 10 persen setiap tahun.
Mengenai peningkatan jumlah penduduk itu tak menutup mata, ke depan para penghulu akan merasa kewalahan. Saat ini dalam setahun saja jumlah pernikahan yang tercatat mencapai 5 ribu pasangan. Angka ini diperkirakan mengalami dua kali lipat setelah IKN pindah ke Kaltim.
Padahal jumlah penghulu yang ada di Balikpapan sangat terbatas. Dalam hal ini ia berharap para pemangku kebijakan bisa menambahkan pula jumlah penghulu yang ada.
"Bila nanti memungkinkan dan jumlah pernikahan semakin meningkat, tentunya Kemenag melalui provinsi akan mengajukan ke pusat untuk penambahan penghulu. Karena kebutuhan ini juga diperlukan untuk mendukung program IKN itu, "sebutnya.
Dia membeberkan, standar KUA sebenarnya harus memiliki 7 staf dengan 1 penghulu. Sementara yang ada di enam KUA di Balikpapan, selain penghulu, hanya ada 1 tenaga administrasi 1 orang honorer. Jumlah penghulu yang ada hanya 7 orang, 2 di antaranya bertugas di KUA Balikpapan Utara, mengingat di kawasan tersebut memiliki jumlah penduduk terbanyak.
"Penghulu di tiap KUA masih merangkap sebagai kepala KUA juga. Berarti ‘kan masih jauh dari kebutuhan yang ada," tandasnya. (lil/ms/k18)
