Penurunan Harga Tiket Jangan Setengah-Setengah

- Senin, 9 Desember 2019 | 12:51 WIB

SAMARINDA – Wacana penurunan harga tiket pesawat sebesar 30 persen hingga Februari 2020 dinilai terlambat. Pasalnya masyarakat saat ini dinilai sudah bisa menyesuaikan diri dan terbiasa dengan harga tiket pesawat yang tergolong tinggi.

Sekretaris Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Kaltim I Gusti Bagus Putra Putra mengatakan, harga tiket dalam satu tahun terakhir hanya dimonopoli dua airlines, yaitu Garuda Indonesia Group dan Lion Group.

Sekarang, dengan dicopotnya Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara, banyak pihak yang berharap penurunan tiket dapat terjadi. Namun tidak akan banyak perubahan. Apalagi dengan penurunan harga tiket. “Kami sebagai asosiasi travel agen tidak merasa bangga ketika ada kabar penurunan harga tiket. Sebab janji-janji perbaikan harga terus dilakukan, tapi belum maksimal,” katanya, Minggu (8/12).

Dia menjelaskan, pemerintah berjanji akan menurunkan harga tiket pada Senin-Kamis. Tapi kebijakan tersebut tergolong setengah-setengah. “Kalau pihak airlines dianggap sulit mendapatkan untung, biarkan saja harga tetap mahal. Kalau memang pariwisata loyo, berarti salah pemerintah memberikan tarif penerbangan mahal. Sudah itu saja intinya, dengan mahalnya tarif angkutan udara pasti imbasnya pada pariwisata, okupansi hotel menurun, dan sebagainya,” tegasnya.

“Sudah hampir satu tahun, semua pengusaha menjerit dari mulai perhotelan, restoran, travel agen dan lainnya. Tapi tidak ada gebrakan dari pemerintah yang bisa mengubah itu,” sambungnya.

Menurut Bagus, saat ini pelaku usaha diberikan janji perbaikan harga. Tapi masih setengah-setengah. Harusnya sekalian lanjutkan, jangan hanya sampai Februari 2020. “Harus sudah sejak dulu harga tiket menurun, masyarakat sudah terlalu lama menderita akibat harga tiket yang terlalu tinggi,” pungkasnya.

Senada, Sekretaris Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kaltim Muhammad Zulkifli mengatakan, semua pihak pasti berharap harga tiket segera turun. Meskipun saat ini pemerintah sudah sangat terlambat untuk menurunkan harga. Apalagi saat momen dicopotnya direktur Garuda Indonesia yang dianggap sebagai biang keladi kenaikan harga tiket.

“Kita hanya berharap pemerintah memberikan kepastian untuk harga, jangan setengah-setengah memberikan potongan,” ujarnya.

Sebab harga tiket punya pengaruh yang luas. Bisnis perhotelan, makanan minuman, perdagangan dan sebagainya sangat bergantung pada harga maskapai. Kalau biayanya lebih murah, akan banyak sektor yang lebih mudah untuk ekspansi. Jika ada kepastian harga tidak akan naik lagi, dipastikan bisnis pariwisata bisa berkembang termasuk di Kaltim.

“Kita optimistis akan semakin mudah untuk wisatawan masuk Kaltim sebab harga tiket yang sudah bersahabat,” pungkasnya.

Diketahui, Kementerian Perhubungan menyatakan harga tiket pesawat akan turun sebesar 30 persen untuk penerbangan Senin hingga Kamis. Diskon tersebut akan berlaku hingga Februari 2020 mendatang. Pemerintah menyerahkan kepada maskapai untuk rute dan jenis penerbangan mana saja yang akan diberikan diskon. (ctr/ndu/k18)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB
X