Tegas..!! Empat Pemerkosa Ditembak Mati

- Sabtu, 7 Desember 2019 | 12:09 WIB

NEW DELHI– Ratusan orang menyalakan kembang api di Cyberabad, Hyderabad, Telangana, India, kemarin (6/12). Para perempuan membagikan manisan dan sebagian lainnya terus meneriakkan puji-pujian kepada polisi sembari menaburkan bunga. Sukacita memenuhi kota yang menjadi pusat industri teknologi tersebut. Penyebabnya satu. Polisi menembak mati pelaku pemerkosaan dan pembunuhan dokter hewan yang masih berusia 27 tahun.

’’Saya senang keempat tersangka dibunuh dalam baku tembak. Insiden ini akan menjadi contoh,’’ tegas saudari korban.

Empat tersangka itu sejatinya berada di tahanan polisi sembari menunggu penyelidikan. Kemarin pagi mereka dibawa ke tempat kejadian perkara untuk mencari barang milik korban. Entah disengaja atau tidak, para tersangka itu tidak diborgol. Saat itulah insiden perebutan senjata dan penembakan tersebut terjadi.

’’Mereka terbunuh dalam baku tembak. Mereka mencoba mencuri senjata dari penjaga, tapi lantas ditembak mati,’’ ujar Wakil Komisioner Polisi Prakash Reddy kepada Agence France-Presse.

Pemerkosaan kepada dokter hewan itu terjadi 27 November lalu. Tersangka tidak hanya memerkosa korban ramai-ramai, tapi juga membunuh dan membakarnya di bawah jembatan yang jarang digunakan. Beberapa saat sebelum kejadian, korban menelepon kakaknya dan menyatakan takut dengan para lelaki di hadapannya. Sang kakak melapor polisi, tapi tak dihiraukan.

Kejadian itu membuat publik berang dan menyamakannya dengan pemerkosaan masal di atas bus 2012 lalu. Sesaat setelah pelaku ditangkap, masyarakat menyerbu penjara dan minta pelaku segera diadili. Beberapa legislator juga menyerukan agar pelaku dibunuh. Lainnya meminta agar mereka dikebiri saja.

Tak semua senang dengan kematian para pelaku. Aktivis HAM menyatakan bahwa polisi India kerap membunuh tanpa peradilan untuk memangkas proses hukum dan menghentikan kemarahan publik. Menembak mati para pelaku yang seharusnya diadili adalah hal yang tidak bisa diterima.

’’Polisi harus bertanggung jawab. Alih-alih menyelidiki dan menuntut, negara malah melakukan tindak pembunuhan untuk mengalihkan perhatian publik dan menghindari tanggung jawab,’’ tegas pengacara sekaligus aktivis Vrinda Grover.

Hal senada diungkapkan mantan Menteri Federal untuk Pengembangan Perempuan dan Anak-Anak Maneka Gandhi. Dia menegaskan, pembunuhan tidak bisa dijadikan alternatif penyelesaian masalah. Jika benar bersalah, pelaku akan dihukum gantung. Tapi, polisi tidak bisa serta-merta mengambil senjata dan menembak tersangka hanya karena ingin.

Pemerkosaan di India ibarat penyakit menahun yang tak kunjung sembuh. Sepanjang 2017, lebih dari 33 ribu kasus dilaporkan terjadi di negara tersebut. Namun, besar kemungkinan jumlah aslinya jauh di atas angka itu. Setiap tahun pula, hanya 32 persen kasus yang berakhir dengan hukuman untuk pelaku. (sha/c19/dos)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X