Diliburkan Tiga Hari, Sediakan Ujian Susulan untuk Yang Masih Dirawat

- Sabtu, 7 Desember 2019 | 11:10 WIB

Pihak sekolah membantah kesimpulan Kementerian Kesehatan bahwa penular virus adalah salah seorang office boy. Pemkot Depok menanggung biaya pengobatan, juga siapkan dana untuk sekolah yang belum punya kantin.

 

 

INDRA A. SIREGAR, Depok

 

SUDAH sepuluh hari Shofa Salila Basir dirawat. Namun, sampai dengan kemarin (5/12), seluruh badan siswi kelas VIII SMP Negeri 20 Kota Depok, Jawa Barat, itu masih terasa lemas.

”Tidak bisa apa-apa,” kata dia kepada Radar Depok yang membesuknya di RSUD Kota Depok. Shofa adalah 1 di antara 40 siswa-siswi SMP Negeri 20 Kota Depok yang terinfeksi virus hepatitis A. Di ruangan lain di rumah sakit yang sama, Kayla Anugrah Bintang juga telah tujuh hari opname karena infeksi virus yang menyerang hati tersebut.

”Nggak tahu gimana bisa tertular. Tiba-tiba pada sakit semua dan mual,” kata dia kepada Radar Depok. Terungkapnya kasus infeksi masal itu dimulai saat upacara bendera pada Senin, 11 November. Ada 50 siswa dan 2 guru yang tampak lemas.

Karena tidak ada pemeriksaan kesehatan, pihak sekolah hanya menduga para siswa dan guru tersebut lemas karena belum sarapan. ”Pikiran kami, mereka memang cuma lagi kurang fit saja,” ucap Kepala SMPN 20 Depok Komar Suparman.

Hingga beberapa hari kemudian, kondisi para siswa tak kunjung membaik. Dan akhirnya kasus tersebut dilaporkan ke UPT Puskesmas Mampang. Yang kemudian dilanjutkan ke Dinas Kesehatan Depok. ”Ketika diperiksa, masih belum banyak yang terindikasi hepatitis. Tapi, setelah Jumat (15/11), jumlah siswa suspect hepatitis bertambah menjadi 40 orang,” tutur Komar.

Kementerian Kesehatan akhirnya menetapkan kejadian luar biasa (KLB) hepatitis A di Kota Depok. Keputusan tersebut didasari meningkatnya jumlah kasus.

Dari 72 hingga mencapai 262 kasus per 3 Desember 2019. Dan, dari 262 kasus itu, 171 dinyatakan positif hepatitis A.

”Kasus hepatitis A ini terjadi di SMPN 20, tetapi persoalannya tidak berhenti di situ. Jadi, ini sebuah KLB  seperti di Pacitan (Jawa Timur) beberapa waktu lalu,” terang Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono di gedung Kementerian Kesehatan, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu lalu (4/12).

Dafa, murid kelas VIII SMP 20 Depok lainnya, mengenang, gejala awal, dirinya mengalami mual yang tidak sembuh-sembuh. ”Saya pusing, mual, dan demam tinggi,” jelasnya.

Shofa juga awalnya merasakan demikian. ”Mual-mual, pusing, demam, hingga panas suhu tubuhnya meningkat drastis,” katanya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X