SAMARINDA-Normalisasi Sungai Karang Mumus (SKM) masih berlanjut. Terbaru, segmen Jembatan Perniagaan, Kelurahan Dadi Mulya, mulai garapan kembali. Alokasi Rp 19 miliar mengucur ke proyek yang masuk program Kota tanpa Kumuh (Kotaku) yang bersumber dari pemerintah pusat.
Beberapa hari sebelumnya, harian ini telah memantau perkembangan SKM di bagian perniagaan. Sebuah traktor mulai beraktivitas di lokasi tersebut. Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Samarinda Ananta Fathurrozi mengatakan, sesuai kesepakatan awal, di segmen tersebut diperuntukkan untuk ruang terbuka hijau (RTH) berupa taman. "Dikerjakan melalui Balai Prasarana dan Permukiman Wilayah. Ini sudah mulai berjalan," ujarnya, beberapa waktu lalu.
Ananta menerangkan, pembangunan taman di segmen itu menelan anggaran Rp 19 miliar. Namun, sepeser pun duitnya bukan dari APBD Samarinda. "Semua dari pusat," jelasnya.
Terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Prasarana Wilayah Bappeda Samarinda Wahyuni Nadjar menjelaskan, proyek pembangunan taman di dekat Jembatan Perniagaan menjadi satu kesatuan dalam penanganan SKM. Pasalnya, sisi Perniagaan telah masuk PSN dengan program Kotaku. "Jadi, pembangunan taman di sana (segmen Perniagaan) sudah diakomodasi pemerintah pusat," jelasnya.
Sementara itu, lanjutan segmen Gang Nibung, kata dia, sampai saat ini dalam pembahasan terkait porsi anggaran. Sebab, proyek tersebut sumber anggarannya ada tiga, yakni APBD Samarinda, APBD Kaltim, dan pemerintah pusat.
Seraya menunggu hal itu, pemkot hingga kini masih berkutat dengan penanganan dampak sosial. Tim appraisal yang telah diturunkan sejak Juni baru menyelesaikan di sekitaran RT 28. "Tinggal RT 27 dan 26 lagi," ungkapnya.
Anggaran yang digunakan untuk dampak sosial pun bersumber dari bantuan provinsi (banprov) senilai Rp 10 miliar. Namun, karena pengerjaannya terlambat, anggaran yang cair pun baru sebagian. "Penyelesaian dampak baru selesai cuma satu RT. Karena itu, dana yang turun baru Rp 5 miliar," jelasnya. (*/eza/dns/k16)