Bupati Kukar Edi Damansyah resmi melantik 107 kepala desa di Kukar. Pelantikan tahun ini diselenggarakan di tiga lokasi yang berbeda sesuai masing-masing zona pada Jumat (6/12). Meski terbilang sukses, berbagai tantangan patut dijawab oleh kades terpilih seusai pelantikan.
TENGGARONG–Sebenarnya jumlah desa yang menyelenggarakan pilkades serentak di 2019 sebanyak 108 desa. Namun, satu kades terpilih asal Desa Teratak, Kecamatan Muara Kaman bernama Fadlan (48), meninggal dunia sehari sebelum dilantik. Ia dikabarkan meninggal dunia oleh pihak keluarga saat mencuci mobil.
Selain bupati, kegiatan pelantikan juga dihadiri Kapolres Kukar AKBP Andreas Susanto beserta sejumlah anggota DPRD Kukar. Bupati Kukar Edi Damansyah pun sempat memimpin doa yang ditujukan kepada Fadlan, saat proses pelantikan kades terpilih. Diketahui, lokasi pelantikan dibagi menjadi tiga zona. Yaitu, zona hulu yang meliputi Kecamatan Kota Bangun, Tabang, Kembang Janggut, Kenohan, Muara Muntai, dan Muara Wis. Untuk zona hulu dilakukan pelantikan saat pagi di Balai Pertemuan Desa Liang, Kota Bangun.
Sementara pelantikan kades zona tengah dilakukan di Balai Desa Manunggal Jaya, Kecamatan Tenggarong Seberang, sekitar pukul 14.30 Wita. Yaitu meliputi desa yang berasal dari Kecamatan Tenggarong Seberang, Muara Kaman, Sebulu, Tenggarong, Loa Kulu, Loa Janan, dan Samboja.
Sementara itu, untuk zona pesisir, pelantikan dilakukan di halaman kantor Desa Semangko di Kecamatan Marangkayu pada pukul 20.00 Wita. Zona ini meliputi Kecamatan Marangkayu, Muara Badak, dan Anggana.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Dafip Haryanto mengatakan, untuk kades terpilih asal Desa Teratak yang meninggal dunia, nantinya diisi pejabat sementara.
Selanjutnya, Desa Teratak akan kembali mengikuti pilkades pada periode mendatang. Ia pun menyampaikan belasungkawa. Pelantikan kades kali ini, menurut Dafip, sengaja dilakukan secara sederhana di tiga lokasi berbeda dan tidak terpusat di Tenggarong. Hal ini, agar masyarakat bisa melihat langsung proses pelantikan.
“Sebelum dilakukan pelantikan, mereka sudah mengikuti pembekalan secara khusus. Hal ini juga untuk memberikan pemahaman serta meningkatkan kinerja sebagai kades. Dengan demikian, harapan membangun Kukar dari tingkat desa bisa terwujud,” ungkap Dafip.
Sejumlah kades yang dilantik berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda. Sebut saja Abdul Rasyid yang menjadi kades dengan peraih suara terbanyak di Kukar. Ia memiliki latar belakang sebagai wartawan hingga pengusaha.
Hingga akhirnya, kini mengabdikan diri sebagai kepala desa. Saat pemilihan, dia meraih suara terbanyak yaitu 3.347 suara. Selain itu, ada Sukiran, kades Panca Jaya, Kecamatan Muara Kaman terpilih yang meraih 1.380 suara.
Sementara itu, Bupati Kukar Edi Damansyah mengingatkan agar kades terpilih tidak terjebak dengan rutinitas. Berbagai potensi pengembangan desa dia harap bisa dikembangkan melalui banyak inovasi. “Semua memiliki peluang untuk mengembangkan desa. Bahkan sudah ada contohnya, desa kategori terpencil justru bisa meraih penghargaan nasional di Kukar. Di antaranya, Desa Muara Enggelam, Kecamatan Muara Wis,” ujar Edi.
Saat ini, kata dia, amanah membangun Kukar tidak hanya bisa diselesaikan oleh pemerintah daerah, tetapi juga pemerintah desa tersebut. Ia pun meminta para kades meluruskan niat. Jadi, tidak ada lagi kasus penyimpangan dana desa hingga kasus hukum lain yang menjerat para kades.
“Intinya harus diluruskan niat untuk berbuat. Mari bersama-sama membangun kapal beras yang bernama Kutai Kartanegara ini,” singkatnya. (qi/dns/k16)
