Masih banyak kampung di Kubar belum terlayani listrik dari PLN. Pemkab Kubar berencana membawa manajemen PLN memantau kawasan yang belum menikmati listrik.
SENDAWAR - Bukannya meringankan beban, tapi malah memberatkan. Hal itu yang dirasakan warga Kampung Randa Empas, Kecamatan Bentian Besar, mengenai listrik. Tidak sedikit uang mereka keluarkan untuk membayar listrik yang dikelola kampung setempat.
“Kalau empat jam mulai pukul 18.00 sampai 22.00 Wita, biayanya Rp 200 ribu per bulan. Kalau seharian (24 jam) Rp 800 ribu. Lama-lama juga tidak sanggup bayar listrik mahal seperti ini,” terang beberapa warga Kampung Randa Empas.
Kondisi tersebut sudah lama disampaikan kepada pemerintah, agar memberikan solusi dengan listrik dari PLN. "Kami (warga) berharap, mendapat listrik dari PLN. Kalau memakai listrik PLN jauh lebih murah, paling hanya Rp 150 per bulan. Tolong Pemkab Kubar berikan solusi kepada kami," pintanya.
Menanggapi hal tersebut, Wabup Kubar Edyanto Arkan mengatakan, masalah listrik terus diperjuangkan. Sebab, masih ada 75 kampung di Kubar belum menikmati listrik. "Persoalan listrik memang harus segera diselesaikan karena ini kebutuhan mendasar," kata Wabup.
Menurut dia, pemkab akan membawa pihak PLN melihat kondisi daerah yang belum teraliri listrik, agar bisa segera mendapat solusi. Kalau tidak dapat ditarik jaringan, harus ada mesin pembangkit listrik. “Mesin itu bisa dibuat apabila listrik dari Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara menuju Kecamatan Melak, Kabupaten Kubar tersambung," bebernya.
Pemerintah tidak tutup mata tentang kebutuhan masyarakat, khususnya Kampung Randa Empas, walaupun ada listrik tapi biayanya mahal. Warga diminta bersabar terhadap perjuangan yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan pembangunan yang berkeadilan, mandiri, dan sejahtera. (rud/kri/k16)