Pusat Suaka Orangutan (PSO) Arsari di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, diresmikan kemarin (2/12). PSO itu hanya menampung orang utan pejantan dan jompo. ”Menjawab kebutuhan suaka bagi orang utan yang sudah tua dan bertahun-tahun berada dalam kandang,” kata Ketua Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD) Hashim Djojohadikusumo.
Saat ini ada dua orang utan di sana. Masing-masing berusia 17 dan 19 tahun. Kondisinya tidak memungkinkan jika dilepasliarkan ke alam karena sepanjang hidup mereka tidak pernah di alam liar. PSO Arsari diharapkan bisa melindungi orang utan tersebut hingga akhir hayatnya.
Dengan adanya PSO yang berada di Kelurahan Maridan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, itu, Hashim berharap para orang utan yang berhasil diselamatkan bisa hidup tanpa harus dirantai atau malah disiksa hingga mati. Letak PSO tak jauh dari calon ibu kota baru. Menurut informasi yang diterima Hashim dari Bappenas, jaraknya hanya 10 km dari calon istana negara. ”Bisa untuk wisata VIP untuk tamu negara,” ucapnya.
Dokter hewan PSO Arsari Satria Anugrah Dewantara mengungkapkan bahwa kedua orang utan dalam kondisi sehat setelah dua bulan tinggal di pusat suaka tersebut. Bahkan, bobotnya sudah mulai membaik karena kandang yang luas membuat mereka mau bermain. ”Sebelumnya orang utan obesitas,” ucapnya.
Meski demikian, kondisi psikisnya belum stabil. Jika bertemu dengan orang yang jarang memberi makan, mereka akan stres. Dampaknya bisa melukai diri sendiri. ”Iskandar (nama salah satu orang utan, Red) kalau malam mau melakukan long call, tandanya memanggil betina dan menandai wilayah,” ungkapnya. (lyn/c9/ayi)