Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Berau meminta masyarakat waspada akan terjadinya kemungkinan longsor dan banjir. Hal itu seiring dengan telah memasukinya musim hujan.
TELUK BAYUR–Menurut forecaster BMKG Berau Reygik Riskianera Himawan, pekan ini, intensitas hujan di wilayah Berau berkisar sedang hingga lebat. Dengan disertai angin kencang dan petir. Kondisi tersebut disebabkan massa udara basah yang terkumpul berada di atas wilayah Berau.
“Massa udara ini yang memicu terjadinya pertumbuhan awan-awan konvektif yang dapat memicu hujan disertai dengan petir serta angin kencang," ucapnya kepada media, Rabu (4/12).
Khusus Desember ini, dia memprakirakan intensitas hujan masih dalam kategori normal. Secara keseluruhan, dia menjelaskan sifat intensitas hujan di Berau pada periode Desember hingga Februari 2020 akan terus naik. Namun, Maret hingga Juni 2020 intensitas hujan mulai menurun.
Karena itu, pihaknya meminta masyarakat agar berhati-hati terhadap lokasi yang berpotensi longsor dan banjir. “Memasuki musim hujan, masyarakat lebih berhati-hati terhadap potensi bencana banjir, tanah longsor dan kerusakan diakibatkan hujan dengan intensitas sedang sampai lebat," tuturnya.
Ditemui terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau Tamrin menegaskan, kesigapan pihaknya dalam menghadapi bencana. Tidak terkecuali pada kondisi musim hujan seperti saat ini yang kemungkinan terjadinya longsor dan banjir.
Menurut dia, di Berau ada beberapa titik yang dianggap rawan bencana. Seperti di wilayah Kampung Tumbit, Kecamatan Segah, dan Kelay. "Artinya, kami selalu siap 24 jam dalam satu pekannya. Jadi, kami juga sudah antisipasi mana-mana saja lokasi yang rawan bencana," terangnya. (*/oke/arp/dns/k8)
Camat Minta Perhatikan Drainase
DI BALIK peringatan yang disampaikan BMKG Berau. Camat Gunung Tabur Anang Saprani meminta para lurah dan kepala kampung di wilayahnya untuk meninjau drainase. Hal itu guna menghindari terjadinya banjir.
“Kalau ada yang rusak (drainase, Red) tentunya harus segera diperbaiki,” katanya kepada awak media ini, Rabu (4/12).
Masyarakat pun dimintanya turut berperan dalam menjaga saluran drainase. Dengan melakukan gotong royong membersihkan drainase. “Seluruh masyarakat dan dunia usaha juga tidak luput saling bekerja sama dan mempunyai rasa empati kepada lingkungan. Supaya mengurangi risiko bencana banjir,” terangnya.
Selain berpotensi terjadi bencana, musim hujan juga disebutnya akan berpotensi menimbulkan penyakit. Di antaranya, demam berdarah dengue (DBD), diare, dan gatal-gatal kulit. "Waspadai dampak perubahan pola penyakit yang dipicu kondisi lingkungan. Seperti DBD, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), malaria, kulit, serta diare," tuturnya.
“Makanya hujan itu juga berkah. Tapi juga kemungkinan bisa jadi bencana, kalau tidak diantisipasi bersama-sama, dampaknya bisa karena kelalaian manusia," sambungnya. (*/plp/arp/dns/k8)