Satu Tersangka Kembali Ditangkap

- Kamis, 5 Desember 2019 | 11:32 WIB

TENGGARONG-Dukungan kepada Pertamina, Polri dan TNI dalam mengungkap dalang di balik pencurian minyak mentah milik PT Pertamina EP Field Sangasanga mengalir. Bupati Kukar Edi Damansyah berharap kasus tersebut tuntas. Dirinya pun beberapa kali berkoordinasi langsung dengan pihak Pertamina. Sebagai upaya mengantisipasi terulangnya kasus serupa.

Selain membahayakan keselamatan masyarakat, aktivitas illegal tapping atau mencuri minyak dengan melubangi pipa migas dikhawatirkan mengganggu produksi migas di Sangasanga. “Saya sangat berharap ini bisa ditindak. Jadi, jangan lagi ada kasus seperti ini. Semoga bisa tuntas semua,” ungkapnya.

Bupati menduga, aktivitas illegal tapping di Sangasanga sudah berlangsung lama dan terorganisisira. Informasi itu ia terima dari pemaparan pihak Pertamina yang menjadi kontraktor migas di lapangan Sangasanga. Dengan ditemukannya lokasi illegal tapping dan penyulingan ilegal di Samarinda, Edi yakin aparat bisa mengungkap aktor pencurian minyak mentah di Sangasanga.

“Dari pemaparan Pertamina, sepertinya ini memang sudah lama terjadi. Kami menyangkan sekali. Rasanya ini juga enggak mungkin berdiri sendiri. Makanya saya pun berharap teman-teman kontraktor migas bisa lebih mengantisipasi dan berhati-hati,” tambahnya. Terkait opsi merelokasi bangunan milik masyarakat yang berada di area jalur pipa migas milik PT Pertamina EP Field Sangasanga, ia meminta BUMN tersebut tak hanya melakukan pendekatan hukum.

Melainkan juga dari aspek sosial masyarakat. Jadi, solusi yang diambil tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. “Jadi harus disosialisasikan dulu,” tuturnya.

Asisten Manajer Legal & Relations Pertamina EP Sangasanga Field Frans Alexander A Hukom menyebutkan, jumlah bangunan yang berada di area migas dan aset vital milik Pertamina di Sangasanga berjumlah sekitar 200 bangunan.

Dari jumlah tersebut, Pertamina membagi lokasi berdasarkan dua prioritas. Adapun prioritas pertama, bangunan yang berada di area stasiun pusat pengumpul produksi. Sementara bangunan yang lainnya berada di area pipa migas. “Untuk saat ini kami masih melakukan tahap sosialisasi. Terdapat sekitar 200 bangunan milik masyarakat yang berada di area migas tersebut,” terang Frans.

Pihaknya masih berkoordinasi dengan Pemkab Kukar untuk mencari solusi terbaik. Lanjut dia, Pertamina sebenarnya berharap rumah warga bisa dipindahkan ke lokasi yang lain. Hanya, hal tersebut terkendala lokasi tanah yang juga tidak dimiliki Pertamina. “Selain agar tidak terulang, ini juga memastikan keselamatan masyarakat sekitar. Sebab sebelumnya juga sempat terjadi kebakaran akibat kasus ini (illegal tapping),” tambah Frans.

Sementara itu, Kapolres Kukar AKBP Andreas Susanto Nugroho yang baru hitungan hari menjabat langsung membuat banyak gebrakan. Setelah berhasil menangkap dua terduga pelaku illegal tapping pada Jumat (29/11) lalu, personelnya kembali menciduk satu terduga tersangka berinisial Ku.

Ku ditangkap di Kecamatan Loa Janan kemarin.

Dikonfirmasi hal itu, Kasat Reskrim Polres Kukar AKP Andika Sena tak menampiknya. Hanya, kasus ini masih dalam pengembangan penyidikan lebih lanjut. “Iya (ada penangkapan), tapi nanti dulu yah. Petugas masih terus bekerja di lapangan,” ungkapnya. Dari informasi yang dihimpun Kaltim Post, tersangka Ku memiliki peran strategis. Termasuk mengorganisasi praktik illegal tapping serta mendistribusikannya.

Sebelum Ku, Polres Kukar dibantu Polres Berau terlebih dulu menangkap Ma (27) dan He (42). Keduanya memiliki hubungan keluarga. Yakni selaku paman dan keponakan. Keduanya ditangkap di Desa Labanan Makarti, Kecamatan Teluk Bayur, Kabupaten Berau. Keduanya menghilang sejak terjadinya kebakaran di lokasi illegal tapping di Kelurahan Sangasanga Dalam, Kecamatan Sangasanga pada Senin, 14 Oktober lalu.

Dari pengakuan keduanya, aktivitas terlarang itu berjalan hampir selama empat bulan. Pencurian dilakukan setiap hari. “Sudah empat bulan,” ujar tersangka He. Dari pipa milik Pertamina, He menyedot minyak mentah dengan cara melubangi pipa lalu dialirkan ke penampungan besar. Selanjutnya disedot kembali dengan mesin menuju tandon yang sudah ada di atas truk.

Adapun Ma berperan mengangkut minyak mentah yang dicuri dengan truk. Dalam semalam, sedikitnya truk yang ia bawa bisa mengangkut sekitar 4-5 ton minyak mentah curian. Terkait praktik terselubung itu, Asisten Manajer Legal & Relations Pertamina EP Sangasanga Field Frans Alexander A Hukom mengatakan, dalam satu hari, potensi minyak yang dicuri mencapai 32–35 barrel oil per day (bopd). Sedangkan dalam satu bulan, jumlah minyak mentah hasil produksi yang diperkirakan hilang mencapai 100 hingga 200 bopd (bukan 100-200 ribu bopd seperti yang diwartakan sebelumnya).

“Kami tidak mengesampingkan usaha pihak bagian produksi untuk meningkatkan hasil produksinya. Namun, di sisi lain, setelah ditemukannya lokasi-lokasi illegal tapping dan penyulingan ilegal (di Samarinda) ternyata hasil produksi cukup meningkat secara signifikan,” ujar Frans. Jika ditaksir dalam rupiah, kerugian atas hasil produksi minyak Pertamina yang hilang mencapai lebih dari Rp 1 miliar per bulan. (qi/riz/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X