DLH Bakal Tinjau Pemulihan Bekas Tambang

- Rabu, 4 Desember 2019 | 12:31 WIB

SAMARINDA–PT TES yang melakukan aktivitas pertambangan di sekitar SMP 25 Lok Bahu harus bertanggung jawab mengembalikan kawasan seperti semula.

Pertengahan November lalu, warga dikejutkan lantaran aktivitas pertambangan yang hanya berjarak 10 meter dari SMP 25 Samarinda. Kini aktivitas tersebut telah dihentikan. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda juga telah meminta untuk mengembalikan rona awal lahan seluas 17.000 meter persegi itu.

Kemarin (3/12), Kaltim Post kembali meminta keterangan dari Aldila Rahmi Zahara, Kasi Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa Lingkungan DLH Samarinda. Perempuan berjilbab tersebut menjelaskan, pihaknya akan meninjau kembali lokasi tersebut pekan ini. "Akan kami tinjau lagi soal progresnya, rencana besok (hari ini)," terangnya.

Disinggung soal Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (Permen-LH) Nomor 04 Tahun 2012, perempuan yang akrab disapa Dila tersebut menuturkan, pekerjaan tersebut sebatas pematangan lahan. "Jika itu ada kesepakatan dengan warga setempat dan tidak keberatan, kadang-kadang peraturan itu dilewati," jelasnya.

Dila juga menerangkan, beberapa aktivitas pertambangan di Kota Tepian berdekatan dengan permukiman. "Kami terbentur juga ketika masyarakat merasa tidak terganggu," terangnya. DLH bisa masuk ke ranah tersebut, ketika adanya pencemaran dan kerusakan lingkungan. "Untuk aktivitas di SMP 25 itu juga kan legal, mereka ada perjanjian kontraktor dengan kepala sekolah untuk pematangan lahan, selain itu ada sosialisasi ke warga," sambungnya.

Dila juga menambahkan, aktivitas tersebut masih di kawasan konsesi PT TES, sehingga hal tersebut merupakan kebijakan dari Dinas ESDM.

Ditemui terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan (Disdikbud) Samarinda Asli Nuryadin mengatakan, pihaknya tidak bisa memberikan sanksi terhadap kepala sekolah SMP 25 Lok Bahu. Sebab, menunggu hasil pemeriksaan dari pihak yang berwajib. "Tunggu hasilnya, baru diputuskan," ujarnya.

Terkait permasalahan tambang batu bara di samping sekolah, Asli tidak bisa memberikan komentar. Pasalnya, dia tidak mengetahui sejak awal. Dia baru mengetahui setelah kasus tersebut telah ramai diperbincangkan publik.

Asli mengatakan, kejadian tersebut menjadi salah satu evaluasi bagi Disdik dan sekolah untuk benar-benar meninjau ulang bantuan fisik yang diberikan oleh pihak swasta. Dia menyarankan kepada seluruh kepala SMP, SD, dan PAUD agar melaporkan jika terjadi kendala yang sama. "Kasihan para siswa yang merasakan dampak tersebut," tutupnya. (*/eza/*/dad/dns/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X