SURABAYA– Shalva Avrila Sania keluar dari ruang kerja Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Gedung Grahadi, Surabaya, kemarin siang (2/12). Hampir dua jam dia bertemu gubernur. Remaja putri yang berumur 17 tahun itu menceritakan pencoretan dirinya dari daftar atlet senam artistik dalam SEA Games 2019 Filipina karena tuduhan tidak perawan. ”Sudah, Rek. Sudah cukup motretnya,” kata Khofifah kepada para jurnalis sambil memeluk Shalva.
Shalva yang ditemani ibunya, Ayu Kurniawati, kemudian meninggalkan Grahadi. Khofifah bilang bahwa kondisi psikis siswi kelas XII SMA itu sedang bermasalah. Tuduhan tidak perawan menjatuhkan mental atlet dari Kota Kediri itu. Shalva juga mengajukan permohonan untuk bisa dibantu pindah sekolah supaya tak terus didera malu. ”Kalau (tuduhan, Red) itu betul dilakukan pelatih, maka saya minta tolong tim pelatih segeralah minta maaf,” tutur Khofifah.
Gubernur tidak ingin karir Shalva terhenti. Dia sudah melakukan komunikasi dengan KONI Jatim. Ketua KONI Jatim Erlangga Satriagung siap memberikan tempat bagi Shalva. Menurut dia, ada kans bagi Shalva untuk menjadi bagian skuad puslatda Persani (Persatuan Senam Indonesia) Jatim. Shalva bisa memperkuat Jatim di ajang PON 2020. Erlangga berharap Shalva bisa segera bergabung karena persiapan untuk PON hanya tersisa sepuluh bulan. ”Artinya, hanya ada waktu lima bulan untuk berlatih secara efektif. Ini waktu yang sangat kritis,” katanya.
Namun, mungkin Shalva belum bisa segera bergabung. Dia butuh waktu untuk membangun lagi mentalnya. Erlangga menyadari hal tersebut. Karena itu, dia sudah menyiapkan tim psikolog untuk membantu Shalva. ”Kami punya 20 psikolog. Nanti akan kami tunjuk beberapa untuk mendampingi Shalva,” tambah Erlangga.
Di sisi lain, tim kuasa hukum Shalva masih mempertanyakan status kliennya. Apakah masih berstatus atlet pelatnas PB Persani atau sudah dicoret. Kalau memang dicoret, pihaknya menunggu bukti yang ditunjukkan oleh Persani. ”Karena sampai saat ini kami atau pihak keluarga tidak menerima pemberitahuan apa pun,” tutur Imam Muklas, kuasa hukum Shalva.
Kalau memang soal keperawanan, Imam siap memberikan sanggahan. Pihaknya sudah melakukan pemeriksaan kepada Shalva di RS Bhayangkara Kediri. Hasilnya, selaput dara Shalva masih utuh. Namun, menurut keluarga Shalva, pelatih masih meragukan hal tersebut. (gus/c11/ayi)