Mirisnya, Lima Tahun Perpustakaan Berjalan, tapi Banyak Ditinggalkan

- Selasa, 3 Desember 2019 | 10:47 WIB

Zaman serba digital. Di tengah kemajuan teknologi tinggi, hampir semuanya diakses lewat gawai. Membaca buku, kebiasaan yang semakin ditinggalkan. Namun, tak sedikit pula orang yang lebih memilih bacaan versi cetak ketimbang akses lewat dunia maya.

 

MINAT membaca masyarakat di Kutai Timur (Kutim) tergolong rendah. Segala upaya sudah dilakukan. Namun, membiasakan baca buku tak semudah membalikkan telapak tangan. Hal itu serupa dengan di daerah lain.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kutim Suriansyah mengatakan, minat baca yang rendah dapat terlihat dari minimnya kunjungan ke perpustakaan daerah dan sedikitnya warga yang suka membaca. Padahal, sejumlah upaya telah dilakukan. Di antaranya, penyediaan buku bacaan di perpustakaan yang sudah ada di setiap desa sejak lima tahun lalu. “Tapi mayoritas tutup semua, karena memang masyarakat hampir di semua daerah tidak suka membaca," ujarnya saat diwawancarai setelah coffee morning pada kemarin (2/12).

Bagi DPK Kutim, tak sulit untuk menumbuhkan kebiasaan membaca. Memanfaatkan waktu luang dengan membaca, bisa semakin menumbuhkan kebiasaan membaca. Terobosan anyar, Suriansyah berencana membuat pojok baca di kawasan smart city, Polder Sangatta Utara. Selain di sana, beberapa tempat keramaian jadi sasaran dengan menggunakan mobil perpustakaan keliling.

Pihaknya kini menggarap kerja sama dengan Pengadilan Negeri (PN) Sangatta. Membuat memorandum of understanding (MoU) untuk mendirikan pojok baca di kantor pengadilan. Hal itu, kata dia, jadi gebrakan baru yang langsung menyasar masyarakat. "Saya memilih kantor pengadilan karena di sana ramai orang mengantre. Mereka bisa menunggu sambil membaca, supaya menghilangkan kejenuhan," terangnya.

Menjadi kepala Dinas Perpustakaan sejak tiga bulan terakhir, banyak hal yang tidak terlaksana. Hal yang belum terealisasi akan dilakukan di 2020. Di antaranya, minimnya pembinaan taman baca masyarakat (TBM).

"Sebelumnya tidak ada (pembinaan). Ke depan menjadi tanggung jawab kami. Saya akan berupaya menyasar seluruh kecamatan sesuai zona," tuturnya.

Sejauh ini, hal itu belum terlaksana lantaran anggaran daerah belum stabil. Dia menargetkan, pada 2020, peningkatan bisa terealisasi. Sebab, untuk mengubah pola pikir masyarakat Kutim agar gemar membaca, dianggap pekerjaan mulia. jadi, tidak bisa tergesa-gesa untuk menumbuhkannya.

"Kami bergerak pelan saja. Sudah muncul beberapa ide, saya ingin ada kampung dongeng, supaya bisa meningkatkan minat baca anak sejak dini," jelasnya. (*/la/dra2/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X