Perlambatan Ekonomi Masih Membayangi Kaltim

- Selasa, 3 Desember 2019 | 10:36 WIB

Perlambatan ekonomi diprediksi masih menghantui Bumi Etam tahun depan. Namun, ada harapan dari industri pengolahan untuk bisa menahan laju perlambatan itu.

BALIKPAPAN – Perekonomian Kaltim tahun depan masih dihadapkan berbagai ujian. Salah satunya pelemahan harga komoditas batu bara yang diprediksi berlanjut. Sepanjang tahun ini, harga emas hitam terus melemah. Bahkan menyentuh level USD 64,80 per ton pada Oktober lalu. Bulan lalu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat harga batu bara acuan di angka USD 66,27 per ton.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltim Tutuk SH Cahyono mengatakan, secara garis besar ekonomi Kaltim pada 2020 masih tumbuh positif kendati tidak setinggi tahun ini dengan faktor perlambatan utama berasal dari lapangan usaha pertambangan. Selain tren penurunan harga komoditas batu bara, ada faktor ketidakpastian akibat retriksi impor batu bara dari Tiongkok dan perlambatan ekonomi global.

“Permintaan batu bara Kaltim juga diperkirakan menurun. Sebab secara global Outlook Global IMF-WEO terus mengoreksi ke bawah laju pertumbuhan global. Pertumbuhan ekonomi global pada 2020 dikoreksi ke bawah dari 3,3 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 3,1 persen (yoy),” sebutnya, Senin (2/12).

Saat ini, ia menyampaikan, angka persentase sektor pertambangan dan sektor industri pengolahan terhadap perekonomian Kaltim tercatat mencapai 45,91 persen dan 17,81 persen terhadap total semua sektor. Hal tersebut cukup penting dalam mendukung peningkatan kinerja ekonomi Kaltim saat ini.

Namun demikian, semua pihak juga perlu melihat jauh ke depan supaya bisa mendorong ekonomi Kaltim tetap tinggi dan lebih berkesinambungan. Potensi menurunnya kinerja ekonomi Kaltim masih rawan terjadi dengan adanya ketidakpastian global serta meningkatnya upaya di negara tujuan ekspor Kaltim yang terus mengembangkan energi baru dan terbarukan.

Tutuk memprediksi, pelemahan tersebut bisa diimbangi dengan suksesnya penerapan program mandatori biodiesel atau pencampuran solar dengan biodiesel 20 persen (B20). Tahun depan pemerintah melanjutkan dengan program B30 yang akan diterapkan mulai 1 Januari 2020. Program ini diperkirakan mampu menambah serapan domestik minyak nabati di samping adanya tren peningkatan harga minyak sawit (crude palm oil/CPO).

“Selain itu, pertumbuhan ekonomi Kaltim juga bisa ditopang meningkatnya sektor konstruksi. Sejalan dengan rencana pembangunan proyek-proyek strategis di Kaltim seperti perluasan kilang minyak Balikpapan Refinery Development Master Plan (RDMP),” terangnya.

Selain mega proyek tersebut, ada pula proyek lain yang bertujuan meningkatkan akses maupun sarana di calon ibu kota negara (IKN) di sebagian Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara. Seperti pembangunan bendungan Semoi serta pemantapan jalan akses di kawasan Penajam Paser Utara.

Tutuk menegaskan, pariwisata juga merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan untuk menarik wisatawan mancanegara sehingga mampu mendatangkan penerimaan devisa dan mampu mengurangi defisit transaksi berjalan. Hanya, sejauh ini masih belum ada action dari kegiatan ini.

Pemerintah pusat sudah memberikan prioritas sektor pariwisata di Kaltim dengan memasukan KSPN Derawan di dalam action plan RPJMN 2020-2024. Belum lagi dorongan dari sektor-sektor lain yang bisa berkembang seiring perkembangan pariwisata, seperti tumbuhnya industri mikro kecil menengah/UMKM yang mampu mengekspor produknya.

Ke depannya, ia mengatakan, rencana IKN di Kaltim harus menjadi perhatian utama dengan meningkatkan kesiapan infrastruktur baik dasar (seperti kesehatan, sarana umum seperti penyediaan air bersih, listrik dan pengelolaan limbah) maupun infrastruktur konektivitas untuk meningkatkan daya saing industri yang bernilai tambah tinggi, termasuk membangun kawasan industri yang terintegrasi (dari hulu ke hilir atau an end to end process) yang berbasis kekayaan sumber daya di Kaltim. (aji/ndu2)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB
X