Ditopang Kegiatan Pemerintah, Kaltim Catatkan Okupansi Tertinggi

- Selasa, 3 Desember 2019 | 10:31 WIB

SAMARINDA- Kinerja industri perhotelan di Kaltim kembali menunjukkan peningkatan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang pada Oktober 2019 mencapai 61,05 persen atau tertinggi dalam dua tahun terakhir. Angka ini mengalami kenaikan sebesar 3,02 poin dibanding TPK September 2019.

Jika melihat pola-pola sebelumnya, pada akhir tahun okupansi hotel berbintang diprediksi kembali terjadi peningkatan. Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kaltim Muhammad Zulkifli mengatakan, sejak Agustus lalu okupansi di Kaltim memang sudah meningkat.

Peningkatan kunjungan ini disebabkan banyak hal. Salah satunya kegiatan pemerintah menjelang akhir tahun. “Itu sudah menjadi tren setiap tahunnya. Sebab pemerintah kebanyakan menghabiskan anggaran di akhir tahun. Sehingga kegiatan di hotel pasti meningkat,” katanya, (2/12). Pengaruh kegiatan pemerintah sangat besar karena kontribusinya mencapai 30 persen terhadap total okupansi.

“Kita juga tidak bisa terlepas dari pertumbuhan ekonomi Kaltim yang semakin membaik. Pada triwulan ketiga ekonomi Kaltim tumbuh 6 persen, hal itu pasti berpengaruh terhadap kunjungan hotel,” sambungnya.

Menurut Zulkifli, sejumlah pengusaha banyak yang ingin membangun hotel di Samarinda. Hal ini menunjukkan prospek bisnis di bidang perhotelan semakin besar. Para investor itu, pasti melihat prospek bisnis terlebih dahulu. Pertumbuhan ekonomi Kaltim semakin baik, jelas membuat kunjungan dan daya beli ke Kaltim juga semakin baik.

Pertumbuhan pengunjung hotel di Samarinda juga disebabkan beroperasinya Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto. Banyak wisatawan dari dalam daerah dan luar daerah yang berkunjung ke ibu kota provinsi ini. “Banyak faktor yang menyebabkan okupansi akan semakin baik. Di pengujung tahun saya optimistis okupansi akan meningkat 10-15 persen,” tutupnya.

Terpisah, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim Anggoro Dwitjahyono mengatakan, okupansi 61,05 persen pada Oktober merupakan tren tertinggi yang baru dicapai dunia perhotelan Kaltim. Dari Mei pergerakannya juga terus meningkat, bisa jadi pengaruhnya bukan hanya dari kegiatan pemerintah tapi dari berita-berita dipilihnya Kaltim sebagai ibu kota negara (IKN). “Kunjungan orang dari luar daerah juga meningkat, sehingga okupansi kita meningkat,” jelasnya.

Menurutnya, pada posisi November dan Desember berpeluang tinggi terjadi peningkatan. Jika dilihat dari beberapa tahun lalu, setiap akhir tahun pasti terjadi peningkatan okupansi. Kalau melihat polanya, pasti demikian. Namun, tidak bisa dijadikan patokan atau tidak bisa dipastikan. “Meskipun peluang bergerak ke atas pasti ada. Kita lihat nanti datanya pada akhir tahun,” pungkasnya. (ctr/ndu)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Harga Bahan Pokok di Balangan Stabil

Rabu, 24 April 2024 | 15:50 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB
X