Buat Road Map Pengadaan Alutsista

- Senin, 2 Desember 2019 | 12:43 WIB

JAKARTA– Kementerian Pertahanan (Kemhan) membuat road map untuk memastikan semua kebijakan yang mereka terbitkan tidak keluar jalur. Termasuk di antaranya kebijakan untuk pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista). Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan bahwa road map segera selesai dibuat. 

Pria yang akrab dipanggil Trenggono itu menyampaikan, arahan dari Presiden Joko Widodo sangat jelas. Yakni meminimalisir pengadaan alutsista dari luar negeri. Memang bukan seratus persen menutup keran belanja dari luar negeri. Sebab, masih ada alutsista yang perlu diimpor. ”Sedapat mungkin industri pertahanan kita harus cepat berkembang dan cepat beradaptasi,” terang dia.

 Tentu dengan tetap memerhatikan anggaran yang tersedia di Kemhan. Trenggono memastikan, instansinya akan memberi ruang kepada industri pertahanan dalam negeri. Baik swasta maupun BUMN. ”Kalau kita sebagai negara tidak memberikan kesempatan. Baik itu yang sekarang BUMN atau swasta maka industri itu tidak akan mencapai kemampuan,” ungkap dia. Karena itu, dia menilai kesempatan harus diberikan. 

Sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang (UU) Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan, Trenggono menyebutkan, kombinasi di antara produsen alutsista swasta dan BUMN sangat bisa dilakukan. Yang swasta membantu kebutuhan BUMN. Khusus BUMN, dia menyebut, tidak melulu mencari untung. Melainkan berusaha memenuhi kebutuhan alutsista TNI. ”Kepentingannya untuk kepentingan industri pertahanan,” ujarnya. 

Agar tidak semerawut, Trenggono ingin Kemhan punya road map. ”Itu sedang saya kerjakan,” kata dia. Menurutnya, tidak lama lagi Kemhan sudah memiliki road map tersebut. ”Kita punya road map industri pertahanan kita. Kira-kira seperti apa dalam lima tahun ke depan,” tambahnya.  Bahkan, bisa jadi road map dibuat sampai 25 tahun ke depan. ”Saya dengan tim mempersiapkan ini semua agar lebih presisi,” beber dia. 

Dengan begitu, target mencapai minimum essential force (MEF) dan rencana strategis (renstra) TNI cepat terealisasi. ”Alutsista kita harus sampai minimum essential force,” tegasnya. Bila perlu, target MEF dilampuai. Sehingga tidak hanya minimum, TNI bisa punya kekuatan yang di atas MEF. Baik itu TNI AD, TNI AL, maupun TNI AU. Alutsista ketiga matra institusi militer tanah air itu harus diperkuat.

 Semua itu dilaksanakan dengan tetap mengupayakan pengadaan alutsista untuk TNI bersumber dari industri pertahanan dalam negeri. Dengan cara mengurangi impor. ”Sedapat mungkin bisa ditemui atau dikembangkan melalui industri dalam negeri,” imbuhnya. Untuk itu, dia memastikan, dia bersama Menhan Prabowo Subianto me-review seluruh anggaran sampai lima tahun ke depan. ”Agar efektif digunakan,” tegasnya. (syn/)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ibu Melahirkan Bisa Cuti hingga Enam Bulan

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:30 WIB

Layani Mudik Gratis, TNI-AL Kerahkan Kapal Perang

Selasa, 26 Maret 2024 | 09:17 WIB

IKN Belum Dibekali Gedung BMKG

Senin, 25 Maret 2024 | 19:00 WIB

76 Persen CJH Masuk Kategori Risiko Tinggi

Senin, 25 Maret 2024 | 12:10 WIB

Kemenag: Visa Nonhaji Berisiko Ditolak

Sabtu, 23 Maret 2024 | 13:50 WIB

Polri Upaya Pulangkan Dua Pelaku TPPO di Jerman

Sabtu, 23 Maret 2024 | 12:30 WIB

Operasi Ketupat Mudik Dimulai 4 April

Sabtu, 23 Maret 2024 | 11:30 WIB

Kaji Umrah Backpacker, Menag Terbang ke Saudi

Jumat, 22 Maret 2024 | 20:22 WIB
X