Konsep Tak Jelas, Lahan Belum Tuntas

- Senin, 2 Desember 2019 | 11:55 WIB

BALIKPAPAN–Konsep angkutan yang belum jelas dituding menjadi alasan proyek rel kereta api Kaltim tak kunjung terealisasi. PT Kereta Api Boneo (KAB) selaku investor belum memaparkan jenis angkutan yang akan dilalui rel kereta api trans Kalimantan itu. Karena sebelumnya, rel kereta api yang akan menghubungkan Kalteng dengan Kaltim itu dikhususkan sebagai angkutan barang. Yang akan mengangkut batu bara.

PT KAB merupakan anak perusahaan dari Russian Railways, perusahaan jasa pelayanan kereta penumpang dan barang di Rusia. Peletakan batu pertama (groundbreaking) terhadap proyek itu sudah dilakukan oleh Presiden Joko Widodo di Kawasan Industri Buluminung (KIB) Penajam Paser Utara (PPU), 19 November 2015 silam.

Namun, empat tahun berselang, proyek fisik pembangunan rel kereta api tersebut tak kunjung dilaksanakan. “Harapan kami dengan adanya trigger (pemicu) dari calon IKN (ibu kota negara) baru di Kaltim bisa mendorong Pemerintah Rusia. Untuk bisa menyelesaikan feasibility study-nya. Dan ada konsep yang jelas,” kata Kabag Pembangunan Setkab PPU Nicko Herlambang kepada Kaltim Post.

Dia menerangkan maksud dari konsep yang jelas adalah peruntukan rel kereta api trans Kalimantan tersebut. Dibangun sebagai kereta barang saja atau kereta penumpang. Bahkan, sebagai kereta api barang dan penumpang.

Selain itu, pihak Rusia ingin memastikan regulasi yang akan melindungi investasi terkait pembangunan rel kereta tersebut. “Apakah mekanisme KPBU (kerja sama pemerintah dan badan usaha) atau mekanisme seperti apa. Harus ada kejelasan maunya mereka seperti apa,” imbuh pria humoris itu.

Skema investasi KPBU mirip dengan rencana pembangunan Jembatan Tol Balikpapan-PPU yang diprakarsai konsorsium PT Tol Teluk Balikpapan. PT KAB bisa menyusun studi kelayakan untuk diajukan ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Selanjutnya akan dibahas bersama Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengenai skema pembiayaan yang paling tepat.

Menurut mantan Kepala Sub-Bagian Pengendalian Pembangunan Bagian Pembangunan Setkab PPU itu, proyek yang diprakarsai badan usaha atau unsolicited project belum pernah dilakukan terhadap pembangunan rel kereta. Ini, baru kali pertama dijalankan. “Jadi nanti rute yang diinginkan seperti apa. Kalau tidak ada di dalam perencanaan kereta api nasional, otomatis harus diusulkan dulu rutenya. Jika disetujui, baru dilakukan pelelangan. Sama kayak Tol Teluk Balikpapan,” papar dia.

Nicko menyebut, persoalan lainnya adalah PT KAB masih berkutat masalah penyelesaian lahan. Dalam perencanaan, rel kereta api single track sepanjang 203 kilometer itu akan didukung sejumlah infrastruktur penunjang. Meliputi stasiun, jetty batu bara, pelabuhan dan PLTU dengan kapasitas 15 megawatt (MW).

Untuk wilayah Kaltim, jalur yang akan dilintasi adalah Kubar, Paser, PPU, dan Balikpapan. Mengenai pembebasan lahan di PPU diklaim telah mencapai 50 persen. Dari 139 hektare lahan yang digunakan, telah dibebaskan sekitar 74 hektare. “Saat ini masih berjalan terus. Sambil menyelesaikan areal yang kepemilikannya belum jelas. Setelah semua jelas, barulah akan dibicarakan langkah selanjutnya seperti apa,” terang alumnus Universitas Gadjah Mada Jogjakarta itu.

Pembahasan terakhir mengenai kelanjutan pembangunan rel kereta api tersebut dilakukan di Kantor Bupati PPU pada 26 Juni 2019. Tim Terpadu Penyelesaian Proyek Pembangunan Kereta Api di Kaltim datang ke PPU untuk memastikan progres rel kereta pertama di Kaltim tersebut.

Tim itu beranggotakan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). Hadir pula direksi PT Kereta Api Borneo (KAB), manajemen PT Industri Kereta Api (Inka), Kadin Indonesia Komite Rusia, serta Kantor Perwakilan Dagang Federasi Rusia di Jakarta.

Pertemuan lebih dua jam itu membahas sejumlah permasalahan mengenai pembangunan rel kereta di Kaltim yang sempat mandek selama empat tahun belakangan. Dalam pertemuan tersebut juga melibatkan Dinas Perhubungan (Dishub) Kaltim termasuk Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang, dan Perumahan Rakyat (DPUTRPR) Kaltim.

“Belum ada pertemuan terbaru setelah pertemuan terakhir di PPU. Kami masih menunggu. Kami berharap, Rusia bisa lebih proaktif datang ke PPU. Menjelaskan progres pembangunan dan bahkan berkantor di PPU,” ucap Nicko.

Direktur PT KAB Evgeny Kalyagin yang turut hadir dalam pertemuan itu menyampaikan pihaknya masih melakukan pembahasan internal. Untuk mendapatkan bentuk skema investasi yang paling optimal. Karena sejak 2015, PT KAB telah menginvestasikan dana untuk membangun rel kereta lintas Kalimantan. “Sudah puluhan juta dolar khusus proyek ini. Termasuk beberapa penyelesaian di kawasan PPU,” katanya kepada Kaltim Post.

Dia mengatakan, Pemerintah Rusia sangat serius terhadap pembangunan rel kereta di Kaltim. Walau saat ini belum ada pengumuman mengenai calon IKN baru di Kaltim. Karena baru diumumkan Presiden Joko Widodo pada 27 Agustus 2019.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X