Desalinasi Target Kalangan Industri

- Minggu, 1 Desember 2019 | 12:36 WIB

Tahun depan opsi desalinasi yang selama ini hanya direncanakan, digadang-gadang terealisasi. Untuk langkah awal, investasi Rp 150 miliar untuk debit 50 liter per detik.

 

BALIKPAPAN - Keseriusan Balikpapan menggarap proyek desalinasi sebagai solusi memenuhi kebutuhan sumber air baku mulai terlihat. Ada gelaran market sounding di kantor PDAM Tirta Manggar, Kamis (28/11). Dalam kesempatan itu, direksi PDAM mengundang total 19 investor baik dalam dan luar negeri seperti Singapura. PDAM memaparkan langsung rencana desalinasi air laut di Kota Minyak. Misalnya berapa besar kebutuhan dan bagaimana proses kerja sama.

Dirut PDAM Haidir Effendi mengungkapkan, investor yang datang pada market sounding adalah mereka yang terlebih dahulu ingin mengetahui dan melihat kemungkinan kerja sama. Dia menawarkan secara terbuka kepada investor untuk terlibat dalam proyek tersebut. Ada pun investor yang datang beragam. Misalnya nama besar dari perusahaan tambang seperti Adaro, Elnusa, hingga perusahaan konstruksi sekelas Wika.

"Kami tawarkan, mereka yang datang ini mau tahu dulu, bisa atau tidak, minat-tidak investasi di Balikpapan," imbuhnya. Selanjutnya jika investor berminat bisa membuat outline dan apply ke PDAM. Nanti PDAM akan melakukan seleksi proses prakualifikasi lelang. Secepatnya 5 Desember untuk pengumuman prakualifikasi. Namun bisa saja waktu ini berubah lebih cepat atau lambat dari rencana.

Dalam pelaksanaannya, PDAM berharap hanya butuh waktu 3-6 bulan sudah diketahui pemenang lelang. Kemudian investor bangun konstruksi. Setelah itu, mereka mendapat waktu maksimal selama setahun untuk harus sudah bisa menjual air ke PDAM secara curah. "Proses tender maksimal 6 bulan, tapi kami usahakan 3 bulan sudah selesai," sebutnya.

Pihaknya belum bisa memprediksi dari 19 investor yang datang, ada berapa perusahaan yang sinyalnya kuat untuk tertarik dalam investasi tersebut.

PDAM Tirta Manggar hanya berusaha melakukan tahapan awal untuk sosialisasi. Sedangkan investor juga perlu mengetahui berapa perhitungan investasi dan besaran kapasitas produk yang dijual nanti.

Haidir tak menampik, rencana desalinasi memang sudah lama terdengar. Itu karena pihaknya perlu melakukan persiapan dulu seperti menghitung berapa kebutuhan desalinasi. Terutama meyakinkan investor juga bahwa jangka investasi hingga 25 tahun ini aman dan air laku terjual. Bahkan jaminannya dengan bukti bahwa berdasarkan audit BPKP dan BPSPAM, laporan keuangan PDAM tergolong sehat.

"Tahap awal kita tawarkan produksi 50 liter per detik dengan harga patokan dari debit dan masa kerja sama," bebernya. Prediksi investasi desalinasi air laut ini memakan biaya Rp 150 miliar. Mereka yang produksi air laut, kemudian menjual ke masyarakat harus melalui BUMN atau BUMD sebagai pengendali harga. Investor tidak boleh mengecer langsung. Namun tetap nanti ada harga jual yang disepakati bersama.

"Kami menargetkan harga awal maksimal Rp 15 ribu per kubik. Tapi nanti kita liat dari penawaran mereka juga," sebutnya. Haidir mengatakan, persiapan lokasi yang cukup susah untuk desalinasi. Namun pihaknya sudah menawarkan area di Stalkuda, tepatnya sebelah Pengadilan Negeri.

"Karena akses ambil air mudah, kadar garam paling ideal, dan proyeksi lebih dekat ke coastal road," jelasnya. Ada pun investasi padat modal ada perhitungan atau jaminan, jadi dibuat perjanjian konsesi selama 25 tahun. Tidak menutup kemungkinan proses kerja sama akan berlanjut lagi, apalagi kalau kebutuhan.

"Begitu mereka siap bisa mulai. Saya ingin 2020 sudah terealisasi dan kebutuhan air terpenuhi untuk warga Balikpapan. Sekitar April sudah ada pengumuman pemenang lelang," ujarnya. Motivasi utama desalinasi ini bagaimana memenuhi kebutuhan air baku terlebih dahulu. Sebab sekarang defisit air baku.

Kemudian ini pembelajaran bagaimana desalinasi bisa dilakukan pemerintah daerah. Belum pernah ada kegiatan pengolahan air minum yang secara masif dari pemerintah. Dia menjelaskan, desalinasi air laut ini memiliki segmen menengah ke atas. Target aliran air desalinasi lebih banyak ke industri.

Namun, jika dihitung 50 liter per detik ini setara untuk 4.000 sambungan baru. Bukan rumah tangga karena pemakaian kecil, paling sebulan hanya 20 kubik. Area market air dari hasil desalinasi adakah sekitar Jalan Jenderal Sudirman hingga Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan. "Jadi sasaran untuk industri seperti hotel, mal, bandara," pungkasnya. (gel/ms/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X