Aparat Jangan Masuk Angin..!! Mafia Minyak Ilegal Masih Melenggang Bebas

- Minggu, 1 Desember 2019 | 12:26 WIB

Sejak awal November, satu demi satu lokasi penyulingan minyak mentah ilegal terbongkar. Sayang, dari delapan lokasi, petugas hanya mendapati satu tersangka. Sementara dalang di balik kasus itu masih melenggang bebas.

 

SAMARINDA-Dalang dari kasus illegal tapping di Kecamatan Sangasanga, Kutai Kartanegara (Kukar), dan penyulingan minyak ilegal yang terbongkar selama November ini masih belum diketahui rimbanya. Berawal dari empat lokasi di Kelurahan Sambutan, Samarinda pada awal November lalu, empat lokasi lainnya kembali terkuak.

Bukan hanya di Kota Tepian. Yang teranyar di Jalan Masjid, Sungai Mariam, Kecamatan Anggana, Kutai Kartanegara. Petugas gabungan dari PT Pertamina EP Asset 5 Field Sangasanga dan TNI-Polri menemukan dua lokasi pada Kamis (28/11). Namun, petugas kembali mendapati tandon kosong yang ditinggal pelaku. Sama seperti pengungkapan kasus di lokasi lain.

Pihak kepolisian juga masih menelusuri dalang dari praktik terlarang tersebut. Walau sudah ditemukan delapan lokasi, penyidikan polisi masih jalan di tempat. Hanya tersangka Ardiansyah yang berhasil dibekuk petugas. Sementara lainnya tak terlihat batang hidungnya.

Legal and Relation PT Pertamina EP Asset 5 Field Sangasanga Frans Hokum mengatakan, petugas gabungan hingga kini terus menyisir pipa minyak Pertamina. “Kami untuk saat ini masih fokus melakukan penyisiran terlebih dahulu. Sementara proses hukum dan penyidikan kami serahkan sepenuhnya ke polisi,” bebernya.

Disinggung soal kecurigaan ada illegal tapping di pipa Pertamina di Kecamatan Muara Badak sampai Marangkayu di Kukar, Frans enggan berspekulasi. “Kalau soal itu tidak menutup kemungkinan tapi saya belum bisa mengabarkan. Kalau kecurigaan, ya masih ada lah,” jawabnya dengan hati-hati.

Dia menyampaikan, sampai kini Pertamina belum memiliki teknologi untuk mengetahui adanya illegal tapping atau kebocoran. “Kami belum punya alatnya. Kami tengah melakukan pengadaan alat seperti itu untuk diajukan ke SKK Migas (Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi) dulu,” terang pria berkacamata tersebut.

Saat ditanyakan apakah adanya indikasi oknum Pertamina yang ikut bermain? Frans belum bisa memastikan. Saat ini pihaknya hanya fokus menelusuri pemasok minyak mentah dan pembeli minyak olahan ilegal itu. “Kami fokus ke rangkaiannya dulu seperti tapping, pemasok, dan pembelinya. Kami tetap akan menganalisis berbagai kemungkinan itu,” lanjutnya.

Dia berharap, kasus yang merugikan negara tersebut bisa diusut tuntas. “Ini kan enggak merugikan negara saja. Daerah juga dirugikan karena dana hasil migas akan berkurang. Jangan sampai dinikmati oknum tertentu,” ungkapnya.

Sementara itu, Herdiansyah Hamzah, dosen Fakultas Hukum Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda mengatakan, jika penyidikan berlarut-larut, hal serupa akan terus berulang. Proses hukum yang lambat dan pengawasan yang lemah bisa membuat kasus illegal tapping menjamur.

“Bisa jadi orang yang baru ikut bermain lantaran tidak ada penegakan hukum. Terlebih keuntungan yang didapat besar,” bebernya. Vonis hukum yang minim membuat para pelaku tidak mendapatkan efek jera. “Permasalahannya dari hulu ke hilir. Jika penegakan hukumnya lemah yah, enggak ada efek jera,” terang pria berkacamata tersebut.

Dosen yang dikenal gampang bergaul dengan wartawan itu menerangkan, kasus illegal tapping bukan hal yang mustahil untuk diungkap. “Kasus ini punya jalur yang semrawut. Namun, bukan hal yang tidak mungkin dituntaskan kasusnya,” ucapnya.

Pria yang akrab disapa Castro itu menyayangkan penyelesaian kasus yang merugikan negara ini lambat. “Jika ini lambat ditangani, publik bisa menyimpulkan aparat masuk angin. Mestinya jangan begitu. Harus tuntas kasusnya,” singgungnya.

Dia melanjutkan, penyidikan seharusnya seperti efek domino, satu pelaku yang berhasil ditangkap seharusnya bisa membuka pintu untuk mengungkap pelaku lain. “Kalau ketahuan satu kan bisa dilacak polanya,” pungkasnya. (*/dad/rom/k16)

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X