Guru yang Mulia

- Sabtu, 30 November 2019 | 00:50 WIB

Bambang Iswanto

Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda

 

 

HYMNE Guru ciptaan Sartono, diawali dengan kalimat “terpujilah wahai engkau Bapak-Ibu Guru” dan diakhiri dengan “pahlawan tanpa tanda jasa”. Makna dua kalimat tersebut sangat dalam. Kalimat pertama menunjukkan posisi terhormat dan mulianya seorang guru. Kalimat pamungkas lagu seakan menunjukkan hal yang paradoks. Posisi mulia seorang guru disejajarkan dengan pahlawan bangsa, namun tidak ada tanda jasa untuk posisi guru.

Bangsa dan agama apapun di dunia memosisikan guru sebagai manusia yang mulia. Posisi tersebut disebabkan oleh ilmu yang dimiliki dan kesadaran membagi ilmu kepada murid-murid.

Dalam Islam, guru biasanya diidentikkan dengan ulama. Kalau ulama biasanya juga disebut guru. Karena ulama pasti memiliki ilmu, dan ulama berkewajiban membagikan ilmu yang dimilikinya. Hal itu dikuatkan dengan fenomena dalam masyarakat Indonesia, ulama sering disebut juga sebagai guru atau tuan guru, seperti halnya yang dikenal dalam sebagian masyarakat Kalimantan.

Posisi guru atau ulama sangat tinggi, sebagaimana yang termaktub dalam QS Al-Mujadalah Ayat 11, Allah tinggikan derajat orang-orang beriman dan yang memiliki ilmu. Sangat wajar dan logis jika guru (orang yang berilmu) mendapat posisi yang tinggi, karena sejak awal memang Allah yang meninggikan derajatnya. Allah Yang Mahamulia saja memuliakan, apalagi manusia. Masih banyak ayat lain yang berbicara mengenai kemuliaan orang yang berilmu.

Selain Alquran, tidak sedikit hadis yang berbicara tentang kemuliaan guru. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Abu Dawud dan At-Turmudzi disebutkan, tinta para ulama lebih tinggi nilainya dibandingkan darah para syuhada.

Secara kontekstual, hadis itu tidak bermaksud untuk merendahkan jasa para syuhada yang mengorbankan jiwanya, dalam hal tertentu orang yang berilmu sering menjadi pelita dalam kehidupan.

Dengan ilmunya, para ulama atau guru bisa mengantarkan manusia untuk berpikir, membawa manusia untuk dekat dengan penciptanya, dan mampu membuat manusia mencapai kemaslahatan hidupnya baik di dunia maupun di akhirat.

Guru sering disandingkan dengan orangtua dalam hal kebaktian. Bahkan, dalam situasi tertentu, posisi guru lebih tinggi dibandingkan orangtua, lantaran jasa guru tidak terbatas dalam keluarga saja tetapi untuk banyak manusia. Tidak sebatas menyelamatkan anak dari godaan dunia, tetapi ulama dan guru bisa menyelamatkan manusia dari godaan dunia dan selamat di akhirat dari siksaan api neraka.

Imam Al-Ghazali memiliki kesimpulan tersendiri yang disaripatikan dari Alquran dan hadis tentang posisi guru atau ulama. Beliau menyebut, guru sebagai manusia hebat (great individual) karena menjadi pelita dalam segala zaman, satu bagian aktivitas mendidik diibaratkan lebih baik dari amal perbuatan ibadah dalam satu tahun.

Dalam fakta keseharian, nasib guru sering tidak simetris dengan posisinya seperti yang digambarkan dalam Alquran, hadis, ataupun gambaran Imam al-Ghazali. Guru juga hanya sering dijadikan pahlawan dalam lagu saja seperti himne guru. Banyak guru yang tidak mendapatkan perlakuan sebagai orang yang terpuji dan terhormat seperti dalam ajaran agama atau yang tergambar dalam lagu.

Dalam kesempatan peringatan hari guru tahun ini, saya berharap, ada perubahan nasib guru ke depan jauh lebih baik dari sebelum-sebelumnya. Dalam sambutannya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim tampaknya sangat mengetahui “dalaman” nasib guru, berat namun terpuji.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X