Harga Sawit di Paser Masih Belum Legakan Petani

- Jumat, 29 November 2019 | 12:01 WIB

 

TANA PASER - Anjloknya harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Kabupaten Paser beberapa tahun terakhir, yang masih diangka Rp 1.200 per kilogram (kg). Membuat pusing para petani apalagi yang masih tradisional atau mandiri. Jika selama ini petani membayar jasa angkutan untuk di angkut ke pabrik maupun loding (pengepul) terdekat, kini harus mengangkut sendiri dengan berbagai cara.

 " Salah satunya dengan mengangkat memakai motor yang dimodifikasi agar bisa mengangkut banyak TBS. Kalau pakai jasa angkutan sangat tipis keuntungan, kecuali memiliki kendaraan muatan sendiri," ujar M. Nasri, petani di Kecamatan Paser Belengkong, Desa Olong Pinang kepada Kaltim Post.

Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Desa (Kades) Olong Pinang itu menuturkan dengan harga jual saat ini. Sangat merugikan petani, karena jauh dari harga penetapan dari Tim Penetapan Harga Provinsi Kaltim. Namun mau tidak mau masyarakat tetap menjual karena tidak ada lagi yang diharapkan selain sawit. 

Terpisah, Sekretaris Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Kaltim, Fitriansyah Mubarak yang merupakan warga asal Paser menuturkan, selama Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) terkait penetapan harga TBS tidak dipatuhi pabrik kelapa sawit. Akan sulit para petani bisa mendapatkan harga sesuai harapan. Solusi lainnya ialah dengan menjalin kemitraan antara petani swadaya dengan pabrik. Sehingga harga bisa mengikuti ketetapan dari Tim Provinsi.

 " Namun faktanya hingga saat ini belum ada terjalin satupun kemitraan tersebut. Sehingga pabrik bisa dengan bebas menentukan harga sendiri dengan berbagai persepsi, mulai dari kualitas TBS yang tidak sesuai standar dan lain hal," ujar Fitriansyah. 

Sementara Kabid Perkebunan Dinas Pertanian Paser M. Gunawan Syukur mengatakan kemitraan di Paser yang sudah berjalan selama ini hanya untuk petani plasma dengan Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Untuk swadaya belum ada dan masih proses. Sebagian diakui prosesnya ada yang tenggelam. Pihaknya terus mengupayakan kemitraan ini bisa terjalin dengan berkomunikasi dengan para pabrik.

Ada 17 Pabrik Kelapa Sawit di Paser. Namun yang normal beroperasi hanya 13 karena keterpurukan kondisi harga TBS yang anjlok dan faktor lainnya. Dengan adanya kemitraan, ini akan menguntungkan kedua belah pihak. 

" Kita masih terus pendekatan ke sejumlah pabrik. Semoga saja pada saat ulang tahun Kabupaten Paser pada akhir Desember ini sudah ada satu terjalin minimal, kemudian diikuti perusahaan lainnya," pungkasnya. (/jib)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X