Perginya Sosok Inspiratif dan Humanis

- Kamis, 28 November 2019 | 13:56 WIB

JAKARTA– Maestro properti tanah air itu kini telah pergi. Dr. (HC) Ir. Ciputra (Tjie Tjien Hoan) yang dikenal dengan kemampuannya “mengubah sampah dan rongsokan menjadi emas” itu mengembuskan napas terakhirnya di RS Gleneagles, Singapura, kemarin (27/11) dini hari waktu setempat.

Dari Singapura, jenazah almarhum langsung dibawa ke Jakarta dan tiba Ciputra Artpreneur, Kuningan, Jakarta Selatan, pada pukul 22.50. Jenazah taipan itu disemayamkan di satu-satunya pusat seni di Indonesia yang memiliki teater berstandar internasional tersebut.

Jenazah disambut oleh keluarga serta kolega. Sang istri, Dian Sumeler, tak tampak hadir tadi malam saat persemayaman. Namun, keempat anak Ciputra, menantu, cucu dan para cicit berkumpul. Ciputra meninggalkan istri, 4 anak, 4 menantu, 10 cucu, 4 cucu menantu, dan 7 cicit.

Suasana haru terus menyelimuti keluarga besar. “Kami sangat kehilangan sosok ayah, kakek, dan pimpinan yang menjadi suri teladan bagi keluarga dan keluarga besar dari Grup Ciputra,’’ ujar Rina Ciputra Sastrawinata yang merupakan putri pertama almarhum.

Perempuan yang juga menjabat sebagai Direktur PT Ciputra Surya, Direktur PT Ciputra Development dan Presiden Direktur Ciputra Artpreneur itu tak bisa menyembunyikan kesedihannya. Siang hari ini (28/11) keluarga rencananya baru memberikan keteranga melalui jumpa pers yang digelar di Ciputra Artpreneur atas kepergian komisaris utama PT Ciputra Development Tbk itu.

Tim Jawa Pos kemarin juga mendatangi Singapura. Sesampai di sana, jenazah Ciputra berada di Singapore Casket Service sebelum diterbangkan ke Jakarta. Tempat tersebut merupakan layanan salon pemakaman yang terkemuka di negara tersebut.

Keluarga Ciputra berangkat ke Jakarta dengan Maskapai Garuda Indonesia pada pukul 20.20. Kabar keberangkatan tersebut Jawa Pos dapatkan dari Duta Besar Indonesia di Singapura I Gede Ngurah Swajaya kemarin. .

Saat Jawa Pos mendatangi Gleneagles Hospital Singapore, pihak rumah sakit enggan membeberakan penyakit dan lamanya perawatan. Salah satu resepsionis yang ditemui menyatakan bahwa hal itu adalah privasi pasien.

Tapi, menurut informasi yang dikumpulkan Jawa Pos, Ciputra mengalami pneumonia. Penyakit itu adalah inflamasi pada paru.

Swajaya menyatakan bahwa selama perawatan, keluarga Ciputra tidak meminta pendampingan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura. ”Kami hanya membantu urusan surat dan pastikan kepulangannya hari ini (kemarin, Red),” ujar Swajaya.

Sosok Ciputra meninggalkan kesan mendalam bagi orang-orang terdekatnya. Hal itu diutarakan oleh Priono, salah satu sopir keluarga Pak Ci, sapaan akrab Ciputra.

“Bapak itu baik sekali, perhatian sama karyawan. Karyawan semua nggak boleh sakit, nggak boleh telat makan. (Kami) selalu ada medical check up setiap tahun,” ujarnya kepada Jawa Pos.

Pria yang telah mengabdi sebagai sopir keluarga selama 10 tahun itu menyebut bahwa Pak Ci selalu sigap jika ada karyawannya yang sakit. “Langsung disuruh periksa ke rumah sakit,” imbuh pdia yang juga merupakan sopir pribadi anak sulung pak Ci yakni Rina Ciputra Sastrawinata itu.

Begitu mendengar kepergian atasannya, Priono mengaku kaget dan sedih. “Sedih sekali saya. Bapak orang baik,” katanya.

Tak hanya keluarga dekat, kolega dan par rekan bisnis pun mengaku kaget. Komisaris dan Founder Crown Group Iwan Sunito mengatakan, berpulangnya Ciputra merupakan kehilangan besar bagi Indonesia. “Saya kira, bukan hanya saya dan keluarga besar Ciputra, namun seluruh bangsa Indonesia merasa kehilangan sosok yang humanis dan inspiratif seperti beliau," katanya kemarin.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Garuda Layani 9 Embarkasi, Saudia Airlines 5

Senin, 22 April 2024 | 08:17 WIB
X