Kasus Tumpahan Minyak Jadi Atensi SKK Migas

- Kamis, 28 November 2019 | 11:21 WIB

BALIKPAPAN – Kasus tumpahan minyak di Balikpapan beberapa waktu lalu menjadi perhatian serius Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Untuk mengantisipasi kejadian terulang, mereka meminta kontraktor-kontraktor kerja sama (KKKS) di wilayah Kalimantan dan Sulawesi (Kalsul) melakukan prosedur dan penanggulangan tumpahan minyak.

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiranto mengatakan, kegiatan pembuatan prosedur tetap atau protap merupakan implementasi pemenuhan kewajiban dalam penataan regulasi terkait kesiapsiagaan tumpahan minyak. Meliputi ketersediaan close order yang update jumlah personel yang kompeten dan ketersediaan peralatan yang memadai.

“Melihat pada kasus sebelumnya, banyak mekanisme yang harus ditambah. Kalau melihat dua kasus sebelumnya, cara penanggulangan sudah baik hanya tetap ada review dan evaluasi,” ucapnya, Rabu (27/11).

Ia menjelaskan, paling tidak tiap KKKS memiliki safety terkait alat apa yang harus disiapkan. Khususnya, untuk menanggulangi tumpahan minyak. Selain itu, sinergi antara K3S dan angkatan laut, pemerintah diperlukan. Julius menyarankan adanya komitmen dari top manajemen masing-masing KKKS agar tetap menjadi acuan dan dijalankan saat terjadi insiden tumpahan minyak.

Adapun kejadian dengan skala besar dalam dua tahun terakhir yakni pipa Pertamina Refinery Unit V di Teluk Balikpapan dan blow out sumur YYA1 PHE di lepas Pantai Pulau Jawa. Sebagai bentuk simulasi implementasi protap penanggulangan tumpahan minyak pihaknya akan menggelar simulasi di perairan teluk Balikpapan. Ini menjadi gambaran bagaimana penanggulangan tumpahan minyak.

Skenario simulasi latihan tumpahan minyak ini nantinya dihadapkan dengan keadaan yang sesungguhnya atau real exercise simulation. Sehingga semua pihak yang terkait dapat menjalankan langkah-langkah yang diperlukan dalam simulasi latihan tumpahan minyak sesuai dengan protapnya.

Julius mengatakan, hal yang pertama yang paling diperhatikan yakni safety first atau keselamatan. "Harus diperhatikan, jangan ada yang tidak menaati dan jangan sampai terjadi yang tidak diinginkan," katanya.

Selain itu, dia juga menyampaikan bahwa untuk menguji tingkat kesiap-siagaan semua harus dikoordinasikan lebih lanjut dan membutuhkan dukungan penuh dari rekan-rekan lain. "Pertama dukungan dari Angkatan Laut yang menguasai lautan, kalau temen-temen KSOP di pelabuhan dan bandara," katanya.

Dia melanjutkan, industri migas siap bekerja sama dengan KKKS Kalsul. Karena dampak dari kejadian tumpahan minyak ini cukup banyak. Paling besar dari dampak sosial. Contohnya kejadian di laut Jawa tumpahan minyak dari PHE. Dampaknya ke nelayan sampai saat ini pun belum terselesaikan. Nelayan tidak bisa mencari nafkah dan lainnya.

Selain itu, dampak lingkungan, efek dari tumpahan minyak ini bisa mematikan biota laut. Kemudian, dari sisi finansial, perusahaan akan kehilangan cost, karena produksi mereka berhenti. “Bukannya pemasukan, justru dana yang mereka keluarkan lebih banyak,” ungkapnya.

Ia berharap, sinergi ini bisa menjadi titik awal industri migas menanggulangi tumpahan minyak. Selain K3S, semisal Pertamina RU atau unit pengolahan juga akan pihaknya bantu. “Kalau sinergi, melalui SKK Migas, meminta bantuan dari perusahaan lain bisa sangat cepat. Kalau antar perusahaan biasanya susah, kalau kami bisa langsung memberikan perintah,” tutupnya. (aji/ndu/k18)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X