Tidak Ada Extra Flight di Natal dan Tahun Baru

- Selasa, 26 November 2019 | 13:32 WIB

JAKARTA– Maskapai Garuda Indonesia menyatakan tidak akan mengajukan penambahan penerbangan (extra flight) pada periode libur natal dan tahun baru (Nataru) tahun 2019 mendatang.

Direktur Niaga Garuda Indonesia, Pikri Ilham Kurniansyah mengungkapkan,  bahwa pertumbuhan penumpang pada periode Nataru saat ini belum terlihat. Ia memperkirakan baru ketika akhir bulan November hingga masuk ke Desember. “Ketika sudah gajian semua baru tren nya mereka book penerbangan,” jelas Pikri kemarin (26/11).

Meski demikian, menurut Pikri, Garuda memperkirakan tidak akan banyak terjadi lonjakan penumpang. Pada periode Natal, hanya beberapa rute yang akan menjadi fokus seperti di Medan, Manado, daerah Indonesia Timur termasuk Nusa Tenggar Timur (NTT). “Biasanya saat natal jalur-jalu itu meningkat (penumpangnya,Red) tapi yang Jawa dan Kalimantan kan tetap sepi,” jelasnya.

Sementara itu, untuk penebarngan Internasional, menurut Pikri hanya beberapa yang menjadi tujuan berlibur masyarakat Indonesia. “Biasanya sih hongkong ya, tapi sekarang kan lagi ada masalah. Jadi mungkin lebih ke Singapura,” katanya.

Dengan demikian, Pikri mengatakan bahwa sejauh ini Garuda belum mengajukan extra flight. Armada dari Garuda maupun Citilink dianggap masih sanggup untuk melayani penumpang. “Kalaupun nanti mengajukan prosesnya cepat kok, tergantung demand saja,” katanya.

Menurut Pikri, Garuda lebih memilih melakukan langkah seperti memobilisasi pesawat-pesawat berbadan besar (wide body) untuk melayani jalur-jalur yang padat seperti Jakarta-Surabaya dan Jakarta-Bali. Dengan demikian, penumpang yang akan terangkut akan lebih banyak, namun tidak perlu menambah slot penerbangan.

“Pesawat-pesawat besar itu sekarang saya turunin, B777 dan Airbus (A330,Red) itu tiap hari naik (terbang,Red) terus,” jelasnya.

Sementara soal load factor, Fikri yakin bahwa meskipun beroperasi dengan pesawat besar, ongkos operasional akan tertutupi dengan load factor yang tinggi. Ia menyebut penerbangan pada rute-rute favorit menjelang akhir tahun selalu penuh.    

Sementara itu, penerbangan ke beberapa Kepulauan di Sulawesi Utara nampaknya juga akan sulit semenjak Wings Air menutup 7 rute ke beberapa tempat. Beberapa diantaranya adalah Naha, Kepulauan Sangihe, Melanguane di Kepulauan Talaud, dan Morowali.

Managing Director Lion Air Group  Daniel Putut mengungkapkan penutupan penerbangan Wings Air sudah disampaikan pada para bupati dan Gubenur termasuk Gubernur Sulut bahwa perusahaan tidak sanggup lagi dari sisi load factor yang belum sangat memuaskan ditambah lagi tingginya harga avtur.

“ Kami memutuskan tidak menerbangkan dulu penerbangan-epenerbangan di kepulauan Sulawesi Utara.

Kami akan melakukan konsolidasi. Sampai ada kejelasan semua stakeholder bersedia berkorban agar dapat berjalannya penerbangan,” jelasnya.

Menhub Budi Karya Sumadi berjanji untuk menyelesaikan persoalan penerbangan ke pulau pulau perintis ini dengan pemerintah daerah terkait. ”Operator dan pemerintah akan effort soal avtur, tapi nanti dari Bupati menanggung sebagian agar penerbangannya tetap ada,” jelasnya.(tau)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB
X