Tanpa Sinyal, 18 Tahun Betah Mengajar di Pedalaman

- Selasa, 26 November 2019 | 10:07 WIB

MENGABDI sebagai tenaga pendidik atau guru bukan perkara mudah. Apalagi ditugaskan di daerah terpencil yang aksesnya sulit ditembus, bahkan sulit mengakses sinyal dan mendapatkan listrik 24 jam.

Rubino (49) jadi salah satu guru yang betah mengajar di pedalaman. Tepatnya di Desa Rantau Layung, Kecamatan Batu Sopang, Paser. Ditemui Kaltim Post belum lama ini di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Paser didampingi Kepala SD 007 Batu Sopang Suliyono, pria dua anak itu sudah 18 tahun mengajar di SD 007 yang lokasinya dulu hanya bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua.

Dari Tanah Grogot, pusat pemerintahan di Paser ke Desa Rantau Layung berjarak sekitar 129 kilometer. Lewat darat dengan sepeda motor, desa itu bisa ditempuh dengan waktu sekitar 3–4 jam.

Rubino menyebut, hingga kini desanya tidak ada sinyal telepon seluler apalagi internet. Biasanya jika ingin mencari sinyal, dia harus mencari daerah pegunungan dulu. Smartphone tidak akan berguna di desa itu karena sulitnya sinyal.

Dia pun hanya menggunakan handphone biasa yang hanya untuk SMS dan panggilan telepon. Listrik sudah ada melalui PLTD Desa. Namun, tidak beroperasi 24 jam. “Sudah betah mengajar di sini. Anak dan istri tinggal di Kabupaten Tabalong, Kalsel. Tapi saya terbiasa berjauhan. Biasanya tiap dua minggu atau sebulan sekali saya yang pulang. Kasihan kalau anak-istri menyusul ke sini,” bebernya.

Dia sempat mengajukan pindah dari sekolah tersebut pada 2006. Namun tidak mendapatkan izin dari kepala sekolah dan Dinas Disdikbud Paser. Penyebabnya tidak ada pengganti dirinya. Akhirnya sampai sekarang dia bertugas di SD yang muridnya berjumlah 16 orang dan empat guru itu.

Tahun ajaran berikutnya pada 2020 nanti diperkirakan hanya ada 10 murid, karena empat muridnya lulus. Namun, syukurnya sejak 2001, Rubino sudah berstatus pegawai negeri sipil (PNS). Sehingga untuk urusan kesejahteraan, dia sudah tidak memikirkan lagi. 

Total dalam sebulan dia bisa mengantongi pendapatan hampir Rp 10 juta, dari gaji, insentif hingga tunjangan dari daerah dan pusat untuk guru di daerah terpencil. “Alhamdulillah bisa menyekolahkan anak-anaknya sampai perguruan tinggi di Jogjakarta. Sekarang tinggal menikmati masa mengajar saja sampai pensiun,” tuturnya.

Kini dari ibu kota Kecamatan Batu Sopang, perlu waktu sekitar 2 jam menuju lokasi sekolah. Bahkan, dulu lebih parah bisa seharian, karena harus melintasi anak sungai dan jalan terjal yang berbukit. Termasuk pernah harus berenang. Kondisi itu yang membuatnya sehari-hari dia tinggal di rumah dinas sekolah bersama rekan guru lainnya.

Atas pengabdiannya itu, Rubino meraih banyak penghargaan termasuk dari Kementerian Pendidikan, sebagai finalis guru SD daerah khusus berdedikasi tingkat nasional 2018. Dia juga harus rela pangkatnya lambat naik karena sulit mengurus administrasi ke kota. Sekarang dia masih berstatus pegawai golongan III B.

Rekan-rekan seperjuangan saat PNS sudah ada yang golongannya IV A. Kini fasilitas sekolah sudah bagus. Perusahaan sekitar yang memperbaiki. Namun, jalan masih sulit ditempuh. Untuk kendaraan roda empat minimal memakai jenis double cabin.

Rubino bercerita pengalamannya, sejumlah guru baru dan pejabat yang ingin meninjau lokasi sekolahnya. Ada guru yang tidak kembali lagi setelah melihat kondisi sekolah dan medannya. Ada juga camat yang pernah sampai diopname setelah melintasi jalur ekstrem menuju sekolah.

Kepala Disdikbud Paser Murhariyanto mengapresiasi para guru di daerah terpencil yang totalitas mengabdi. Pihaknya juga kesulitan memindah guru seperti Rubino ke perkotaan karena minimnya jumlah guru.

Dia berharap, Rubino bisa terus betah karena sangat sulit mencari penggantinya. Apalagi, dia menjamin gaji tidak akan bergerak jika tugas di pedalaman. Di samping banyak tunjangan yang diterima dari pemerintah daerah dan pusat. Warga sekitar juga kerap memberikan makanan dan bantuan untuk para guru itu berkat jasanya mengajar. “Kami ke depan juga akan mengusulkan kendaraan roda dua trail untuk para guru. Agar memudahkan akses keluar-masuk pedalaman desa,” ungkapnya. (rom/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X