APT Pranoto Tutup, SAMS Berpotensi Dapat Rp 3,5 M

- Senin, 25 November 2019 | 13:03 WIB

BALIKPAPAN – Potensi pendapatan Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS), Sepinggan, Balikpapan, bertambah. Imbas dari tidak beroperasinya Bandar Udara APT Pranoto Samarinda. Airport yang juga disebut Bandara Samarinda Baru (BSB) itu ditutup sementara. Selama 26 hari. Dari 20 November hingga 15 Desember. Ini karena perbaikan kerusakan pada landasan taxiway.

General Manager PT Angkasa Pura I (AP I) Balikpapan Farid Indra Nugraha mengatakan, kala bandara di Samarinda tutup sementara ada potensi pendapatan yang bisa diambil. Yakni, ada pengalihan 1.248 penerbangan selama penutupan sementara. “(Dari angka pengalihan itu) ada pontensi pendapatan kira-kira Rp 3,5 miliar. Pendapatan termasuk air port tax, parkir pesawat, dan lainnya,” ungkapnya, Minggu (24/11).

Namun, kembali lagi pada keputusan maskapai. Apakah mereka menambah frekuensi penerbangan atau tidak. Pihaknya hanya regulator, menyiapkan apa yang diminta dan memaksimalkan fasilitas yang ada. “Kalau hitungan kami, ya segitu (Rp 3,5 M). Tapi lihat maskapai. Penumpang juga kami harapkan bisa terdongkrak dan menahan laju penurunan penumpang (yang sudah terjadi di Sepinggan),” ungkapnya.

Meski ada potensi pendapatan, saat ini dampaknya belum terasa. "Memang ada yang memilih lewat Balikpapan, tapi kondisi sekarang ini, juga sedang sepi penerbangan,” ujarnya. Lebih lanjut, pihaknya lebih memilih fokus pada peningkatan penumpang dengan beberapa strategi.

Diketahui, penumpang di Bandara SAMS tahun ini menurun dibanding tahun lalu. Penumpang tergerus. Disebabkan mulai dari naiknya harga tiket pesawat terbang, terbaginya penumpang setelah beroperasinya Bandara APT Pranoto, minimnya porsi wisatawan, dan pertumbuhan ekonomi cenderung stagnan.

“Selain itu, faktor ibu kota negara (IKN) sampai sekarang belum berdampak ke jumlah penumpang, baik datang dan pergi. Penentu utama adalah faktor ekonomi. Kalau pembangunan IKN sudah mulai, mungkin dampak baru terasa,” ungkapnya.

Faktor utama pertumbuhan penumpang ini ada pada kondisi ekonomi. Kalau kondisi ekonomi Kaltim bagus, maka akan berdampak positif pada jumlah penumpang pesawat. Dari data PT Angkasa Pura I, jumlah penumpang pesawat sampai bulan lalu (Oktober 2019) turun hingga -30,31 persen. Tahun ini, jumlah penumpang 3.987.964 jiwa, sedangkan tahun lalu pada periode yang sama 5.722.059 jiwa.

Lebih rinci, untuk penumpang domestik tahun lalu 5.674.881 orang. Tahun ini 3.944.291 atau minus 30 persen. Penumpang internasional juga turun. Tahun lalu periode yang sama 47.178, tahun ini 43.673 atau minus 7 persen. Frekuensi pesawat di Bandara SAMS juga turun 15,47 persen. Tahun lalu 51.777, tahun ini 43.767, domestik dan internasional.  

Farid menambahkan, di Kaltim terlalu banyak pintu masuk. Mendirikan bandara juga harus dipikirkan secara matang. Ekonomi kunci pertumbuhan naik atau turun. Selain itu, belum ada pengembangan dari sektor pariwisata. Sektor ini dinilai bisa menjadi peluang. Pangsa pariwisata untuk penumpang pesawat masih kecil. “Share-nya masih sekitar 15 persen,” imbuhnya.

Farid kembali menyebutkan, PT AP I tengah menyusun strategi baru. Operator bandara ini mengincar pendapatan bisnis di luar penumpang, lantaran belum pulihnya kondisi penerbangan. Dia berharap bisa menambah pendapatan dari hanggar dan fixway, yang selama ini belum optimal. Misalnya, AP I akan bekerja sama dengan Garuda Maintenance Facility (GMF), sebagai pihak yang merancang pemeliharaan pesawat di hanggar Sepinggan. Dia menjelaskan, selama ini ada kegiatan bisnis yang tidak pernah tergarap.

Padahal bisa memberikan peluang perusahaan mencari alternatif (pendapatan) lain. Pihaknya akan mencoba mengembangkan hanggar helikopter dan hanggar fixway yang belum pernah tergarap. “Kami akan paksakan supaya keterisiannya lebih banyak,” ujarnya. Farid melanjutkan, pihaknya juga tengah merencanakan membangun terminal seaplane atau pesawat terbang apung. Kondisi ini juga berkaitan untuk menunjang kepariwisataan di Kaltim. Dia mencontohkan konsep seperti yang terjadi di Maldives yang juga memiliki banyak terminal seaplane untuk mengakomodasi pariwisata mereka.

“Untuk Kaltim, bisa memanfaatkan penerbangan ke Maratua melalui ATR Garuda. Melalui mekanisme tersebut, pesawat bisa memilih take-off dan landing dari terminal laut, kemudian membuang jangkarnya di resort,” jelasnya. (aji/far/k18)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X