BALIKPAPAN – Gelaran Piala Pelajar Asia atau Asian Schools Football Championship (ASFC) sepekan terakhir ini menyita perhatian warga Kota Minyak. Mereka berbondong-bondong datang ke Stadion Batakan, karena tak ingin melewatkan aksi Timnas Indonesia. Sayang dari kemeriahan itu, ramai masyarakat berkomentar maraknya pungutan liar (pungli) dari juru parkir di sekitar Stadion Batakan.
Tak sedikit mereka yang mencurahkan pengalaman dan komentar di jejaring media sosial Facebook. Meresahkan karena besaran pungli ini tak tanggung-tanggung. Mobil dikenakan tarif sebesar Rp 10 ribu dan motor sebesar Rp 5 ribu. Bahkan tak ada karcis yang jelas sebagai pertanda retribusi. Hal ini sangat disayangkan karena parkir ini justru berpotensi menjadi pendapat asli daerah (PAD) Balikpapan.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Balikpapan Sudirman Djayaleksana menjelaskan, pihaknya tidak memiliki wewenang untuk mengatur parkir di kawasan tersebut. Terlebih panitia sudah menyatakan bahwa baik nonton dan masuk gratis tanpa biaya. Sehingga dia tidak menurunkan petugas untuk memungut parkir.
Berbeda dengan kompetisi liga, panitia memang memberlakukan biaya parkir. Maka ada UPTD Parkir yang turun untuk buat retribusi. “Jadi ketika ada pungutan berarti liar. Masyarakat seharusnya jangan bayar, kalau mereka memaksa panggil saja petugas keamanan,” tegasnya.
Seharusnya ini membutuhkan tindakan tegas dari panitia bersama aparat keamanan yang ada di sana. Kendala lainnya, Stadion Batakan belum memiliki status parkir yang jelas. Selama ini tidak diatur area mana parkir dan sebagainya. Mana yang dikelola panitia dan pengelola gedung.
Dia memberi contoh seperti kawasan Gelora Bung Karno (GBK) di Jakarta. Di sana ada pagar yang menjadi pembatas antara area jalan dan stadion. Sehingga bisa terlihat tidak ada petugas Dishub di dalam pagar. Hanya berada di depan pagar atau jalan besar, Dishub dan polisi mengatur lalu lintas.
“Jadi kuncinya yang utama ini harus dipagar dulu area stadion, begitu sudah dipagar kami tinggal jaga di depan pintu pagar. Kalau sudah begitu pasti di dalam aman,” katanya. Dia menyadari, Stadion Batakan memang masih perlu pembenahan terutama pagar. Pagar ini salah satu cara untuk menjaga keamanan.
Kalau ternyata ada parkir di dalam pagar itu pun merupakan parkir resmi dari pengelola gedung. Lalu ada retribusi yang jadi pajak parkir bagi kota. Namun karena belum ada pagar, pihaknya secara fungsi hanya membantu. “Kami pun kalau memungut jadi pungli, karena panitia sudah umumkan itu gratis,” bebernya.
Sejauh ini, Dishub hanya membantu mengatur arus lalu lintas bersama Satlantas. Baik akses keluar dan masuk.
Itu sesuai fungsi tugas Dishub. Dalam event internasional ini, total personel yang turun sebanyak 65 orang untuk opening dan closing ASFC. Sementara pada pertandingan hari biasa sekitar 30 orang. Dia pun tidak menduga minat penonton besar dan membludak. “Prediksi awal penonton hanya 3 ribu orang. Tapi ternyata realisasi jauh lebih besar dari itu,” tutupnya. (gel/ms/k15)