SAMARINDA–Tak asing lagi bahwa Jalan KS Tubun Dalam menjadi langganan banjir ketika hujan mengguyur Samarinda. Ketinggian air luapan drainase mencapai lutut orang dewasa. Selokan di sisi jalan kerap tidak terlihat lantaran genangan air.
Kamis (21/11), peristiwa nahas terjadi. Muhammad Fahmi Ridho (7), bocah yang masih kelas II di SD 009 Samarinda Ulu, tewas di selokan Jalan KS Tubun Dalam.
Bocah malang itu baru pulang sekolah sekitar pukul 13.00 Wita. Hujan telah terjadi sebelumnya. Jalan pun mulai tergenang air.
Fahmi yang sedang menunggu jemputan, tertarik melihat temannya asyik bermain di genang air. Nahas, bocah yang tinggal di Jalan Wolter Monginsidi, RT 18, Nomor 15, Kelurahan Dadi Mulya, Samarinda Ulu, itu terjerembab di selokan sedalam setengah meter.
Selokan seluas 1 meter itu tidak terlihat karena jalan yang tergenang.
Tubuh Fahmi menghilang. Baru sekitar pukul 13.30 Wita, warga mendadak heboh. Tubuh bocah itu ditemukan kaku di selokan. Masih berbusana lengkap, seragam merah putih. Saat ditemukan, Fahmi langsung dilarikan ke RS Dirgahayu. Sayang, nyawanya tidak tertolong.
Supriyadi (50) adalah warga yang rumahnya berseberangan dengan lokasi ditemukannya Fahmi. Dia menuturkan, saat ditemukan, beberapa bagian tubuh bocah itu menderita luka lecet. "Ketemunya ya pas di selokan itu, saya juga kaget kok," ucapnya sambil menunjuk selokan.
Kanit Reskrim Polsek Samarinda Ulu Ipda M Ridwan mengatakan, warga sekitar tidak melihat ketika Fahmi tenggelam. Warga baru tersadar ketika melihat tubuh bocah tersebut. "Warga tahunya ketika sudah terkapar di selokan itu," pungkasnya. (*/dad/dns/k8)