Suporter Malaysia Brutal, Indonesia Kirim Nota Keberatan

- Jumat, 22 November 2019 | 21:25 WIB

JAKARTA– Tindakan brutal suporter Malaysia yang menganiaya suporter Indonesia di Kuala Lumpur disikapi oleh pemerintah Indonesia. Kemenpora RI berencana mengirimkan Nota Keberatan kepada Kementerian Belia dan Sukan (Kemenpora Malaysia) atas peristiwa itu. Pagi ini, nota keberatan tersebut bakal dikirim.

Hal itu dijelaskan Sesmenpora RI Gatot S. Dewabroto kepada Jawa Pos (21/11). Dia menyatakan sudah melihat video penganiayaan suporter Malaysia kepada suporter Indonesia. Pihaknya juga memastikan video yang beredar bukanlah hoaks. ’’Kejadian ini sudah viral. Saya yakin kejadian tersebut bukan hoaks ya. Saya sebagai orang yang pernah dibesarkan di lingkungan TI bisa membedakan foto video croping tersebut hoaks atau tidak. Saya punya kemampuannya. Itu bukan hoaks,’’ ujarnya.

Atas dasar itulah, ada tiga sikap yang akan dilakukan Kemepora RI. Yang pertama adalah mengecam keras peristiwa tersebut. Atas nama pemerintah, Gatot mengutuk keras tindakan brutal dari suporter Malaysia itu.

Sikap yang kedua, Kemenpora RI ingin PSSI meminta pertanggungjawaban dari FAM (PSSI-nya Malaysia) untuk mengklarifikasi peristiwa tersebut secara jelas. ’’Karena tempo hari di GBK, yang melapor ke FIFA itu pihak PSSI-nya Malaysia. Kalau ini benar-benar terjadi, PSSI jangan diam, lapor juga ke FIFA,’’ ucapnya.

Lantas, sikap terakhir ialah berkoordinasi dengan pihak KBRI di Kuala Lumpur. Pihaknya sudah meminta konfirmasi dan penjelasan. ’’Ada protapnya. Kalau memang ada kejadian, informasinya harus jelas. Lantas memberikan perlindungan hukum dan yang ketiga memperjuangkan hak secara langsung,’’ jelasnya.

Dia meminta Malaysia merespons dengan baik peristiwa brutal suporter Malaysia itu. Sebab, di GBK pada 5 September lalu, Kemenpora RI, yakni Imam Nahrawi, langsung meminta maaf kepada Menteri Belia dan Sukan Malaysia Syed Saddiq. ’’Hal-hal seperti itu harus segera diselesaikan. Padahal Pak Imam sudah minta maaf. Jadi klir. Sekarang hak dari Indonesia untuk meminta pertanggungjawaban,’’ ungkapnya.

Nanti, ketika nota keberatan sudah dikirim dan tetap tidak ada respons, Gatot akan melaporkan hal tersebut kepada Kementerian Luar Negeri RI. Sebab, itu sudah masuk ranah diplomatik antara Indonesia dan Malaysia. ’’Biarkan itu urusan di sana. Kami tidak tahu menunggu kapan, yang jelas secepatnya,’’ ujarnya.

Sementara itu, kemarin malam Gatot langsung menelepon Kepala Fungsi Konsuler KBRI Kuala Lumpur Yusron B. Ambary. Dalam pembicaran melalui telepon tersebut, Yusron menjelaskan duduk perkara sebenarnya mengenai adanya video penganiayaan oleh suporter Malaysia itu. Dia membenarkan adanya peristiwa itu. ’’Tapi, kejadiannya malam hari sebelum pertandingan di daerah Bukit Bintang. Korbannya juga sudah datang ke KBRI,’’ ungkapnya.

Nah, ketika datang ke KBRI, pihaknya membantu membuat SPLP (surat perjalanan laksana paspor). Dia juga sudah meminta korban yang diketahui bernama Fuad itu ke imigrasi untuk mengurus surat bernama spesial pass. ’’Tasnya dirampas memang. Ada paspor. Jadi, kami bantu mengurus itu Pak,’’ jelasnya kepada Gatot.

Mengenai adanya informasi WNI meninggal karena ditusuk suporter Malaysia, Yusron mengungkapkan itu tidak benar. Dia hanya membenarkan memang ada suporter Indonesia yang hampir ditusuk suporter Malaysia. ’’Tapi, bisa ditangkis dengan tangan, tangannya saja yang sobek,’’ katanya.

Soal adanya tiga WNI alias suporter Indonesia yang ditahan kepolisian Malaysia, dia tidak menampiknya. Namun, penangkapan tersebut tidak terkait dengan kerusuhan. ’’Ditangkap karena berita hoaks yang dikirim ke medsos. Di Malaysia ada UU untuk pencegahan. Jadi, apa pun yang membuat gaduh di media sosial bisa ditangkap,’’ ujarnya.

Yusron menambahkan, sejauh ini memang belum ada informasi bahwa ada WNI yang tewas akibat ulah suporter Malaysia. Tetapi, pihak KBRI di Kuala Lumpur akan terus berkoordinasi untuk mencari kebenaran tersebut. ’’Info yang kami dapat, hanya ada yang ditusuk tapi ditahan pakai tangan. Tangannya saja yang sobek. Lalu, dua orang dikeroyok di Bukit Bintang. Salah satunya, Fuad yang tasnya dirampas. Foto paspornya menyebar di media sosial itu,’’ katanya.

Gatot juga menelepon Koordinasi Fungsi Penerangan Sosial Budaya KBRI Kuala Lumpur Agung Cahaya Surya. Dalam pembicaraan tersebut, Agung menjelaskan bahwa PSSI sudah tahu mengenai adanya penahanan dan pengeroyokan suporter Indonesia di Malaysia. ’’Dua hari lalu ada tim dari PSSI yang datang ke kantor. Saya diinfo mereka,’’ tuturnya. (rid/c20/ali)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Garuda Layani 9 Embarkasi, Saudia Airlines 5

Senin, 22 April 2024 | 08:17 WIB
X