SANGATTA–Harga berbagai jenis ikan yang dijual di Pasar Induk, Sangatta Utara, diprediksi meningkat. Belum ada penyebab pasti, namun diduga faktor alam yang tidak mendukung.
Gelombang laut cukup tinggi, risiko nelayan melaut juga sangat berbahaya. Hal itu tentu berdampak pada hasil tangkapan ikan yang akan dijual.
Seorang pedagang ikan mengatakan, harga beberapa jenis ikan mengalami peningkatan. Di antaranya, ikan putih yang awalnya hanya berkisar Rp 40 ribu, kini sudah Rp 50 ribu per kilogram (kg). Ikan layang yang kerap terjual Rp 10–15 ribu, saat ini Rp 25 ribu. Hal serupa terjadi pada beberapa jenis ikan laut lain. "Harga naiknya berkisar Rp 10–15 ribu. Karena modalnya juga naik," ujar pria yang akrab disapa Daeng saat ditemui di kios dagangannya.
Menurut dia, kenaikan harga ikan jarang terjadi. Untuk diketahui, hanya ikan khusus yang tergolong mahal.
Diana Ratih (27), konsumen yang hampir setiap hari membeli ikan mengeluhkan harga kebutuhan pangan terus merangkak naik. Tidak hanya ikan, ayam dan sembako pun demikian. "Saya kira cuma ayam yang mahal, ternyata harga ikan sama," ungkap ibu dua anak tersebut. Warga lainnya, Aldian (33), yang hobi memancing menganggap mahalnya harga ikan sangat wajar. Sebab, dia merasa sulitnya mencari ikan khususnya di lautan. "Wajar saja, nyari pun susah. Ikan itu banyaknya saat air naik, tapi kalau gelombang tinggi tentu membahayakan diri juga," katanya.
Dijumpai terpisah, Kepala UPT Pasar Induk Buhori menjelaskan, kenaikan harga dipicu faktor cuaca. Jadi, stok ikan menipis dan membuat harga meningkat dari biasanya. "Info dari pedagang, harga ikan naik karena terang bulan serta cuaca di laut, sehingga hasil tangkapan kurang," singkatnya. (*/la/dra2/k8)