Grand City Maksimalkan Konsumen End User

- Jumat, 22 November 2019 | 11:51 WIB

BALIKPAPAN- Meski dalam beberapa tahun terakhir sektor properti lesu, PT Sinar Mas Wisesa terus konsisten mengembangkan megaproyek mereka di Kota Beriman, perumahan Grand City. Pengembang nasional ini menargetkan tiap tahunnya selalu ada pembangunan. Apalagi ada wacana perpindahan ibu kota negara (IKN) ke Bumi Etam.

Head Division Kalimantan dan Sulawesi PT Sinar Mas Wisesa Limjan Tambunan mengatakan, pihaknya me-launching proyek Grand City pada 2014. Saat ini Grand City telah membangun empat klaster dan dua kawasan ruko. Dari total lahan 224 hektare yang dimiliki, mereka baru memanfaatkan sekitar 40 hektare. Dengan total bangunan terbangun 300 rumah dan ditempati 300 kepala keluarga.

“Penjualan kami tahun ini stagnan. Tapi kami mengerti karena pasar properti memang sedang lesu. Saat ini, untuk menjual unit kami perlu menyiapkan paket pembayaran yang menarik. Tidak hanya mengandalkan dari bank. Kami memiliki skema sendiri dan penjualan langsung dari kami,” jelasnya saat media gathering di Kantor Pemasaran Grand City, Kamis (21/11).

Ia menjelaskan, sekarang konsumen lebih banyak segmen end user. Bukan lagi pada investor yang membeli rumah untuk investasi. “Sekarang pun sasaran kami ke end user. Mereka membeli rumah langsung ditempati. Tetapi, persoalannya ada di finansial, segmen end user ini terkendala dengan cicilan yang dikeluarkan tiap bulannya,” tuturnya.

Pria berpostur tinggi ini menambahkan, harga rumah di Grand City saat ini di atas Rp 700 juta. Dan melihat pasar dengan skema yang diberikan bank hanya bisa menyentuh kalangan atas. Segmen end user ini pihaknya ingin bisa menyasar ke segmen menengah ke bawah.

“Salah satu caranya ya kami mengeluarkan skema pembiayaan sendiri. Tetap melewati seleksi yang ketat. Mereka nanti bisa mencicil dengan harga Rp 2-3 jutaan saja. Contohnya, untuk uang muka kami memberikan keringanan. Bisa dicicil. Misal Rp 15 juta bisa dicicil selama satu tahun,” bebernya. Program ini dilakukan sejak 2017 seiring permintaan dari segmen investor menurun.

Menurutnya, pasar properti saat ini masih belum bisa ditebak. Namun, pihaknya tetap berusaha konsisten dengan membangun paling tidak di atas lahan 10 hektare tiap tahunnya. Terbaru, mereka menembangkan Cluster Hyfield. Sampai saat ini sudah tiga tahap penjualan. Tahap pertama dan kedua sudah sold out, dan tahap ketiga juga tinggal sedikit lagi laku terjual.

“Tahun depan, kami masih menakar peluang. Isu ibu kota negara di Kaltim diharapkan bisa berdampak positif pada kami. Isu ini kami harapkan bisa terus muncul, sehingga bagi pelaku bisnis seperti kami ini optimistis menghadapi 2020. Pastinya akan kami kembangkan lahan 10 hektare,” katanya.

Kemudian, lanjutnya, pihaknya saat ini fokus pada pembukaan jalan tembus MT Haryono ke Jalan Soekarno-Hatta Km 7. “Tahun depan, kami bakal membangun bendali terbesar di Balikpapan, di atas lahan 5,3 hektare. Di sisi bendali, akan kami bangun juga jogging track. Ditargetkan 2021 sudah bisa dimanfaatkan masyarakat,” tutupnya. (aji/ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB

Harga Emas Melonjak

Selasa, 16 April 2024 | 16:25 WIB

Desa Wisata Pela Semakin Dikenal

Selasa, 16 April 2024 | 11:50 WIB

Pekerjaan Rumah Gubernur Kaltim

Selasa, 16 April 2024 | 09:51 WIB
X