Investasi Korsel Tambah Banyak

- Kamis, 21 November 2019 | 13:41 WIB

JAKARTA– Indonesia masih menjadi daya tarik bagi investor asing. Kemarin (20/11) Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan Korea Selatan (Korsel) akan menanamkan modal mereka di tanah air. Khususnya, di bidang manufaktur. Kesepakatan itu dicapai dalam kunjungan delegasi Indonesia ke Korsel belum lama ini.

LG Chemical, menurut Agus, akan mulai menjajaki rencana investasi pembangunan pabrik baterai terintegrasi di Indonesia. ”LG ingin berinvestasi di ASEAN. Indonesia merupakan salah satu (negara, Red) yang menjadi fokus pendalaman,” ujarnya.

Rencananya, LG membangun pabrik baterai cell, baterai modul, hingga fasilitas daur ulang baterai. Investasi tersebut akan direalisasikan secara bertahap. ”LG tengah melakukan kajian awal,” tambahnya.

LG juga akan mengkaji penggunaan baterai listrik sepeda motor dalam mendukung target penggunaan kendaraan ramah lingkungan di Indonesia. Dalam lawatan ke Korsel pertengahan tahun ini, delegasi Indonesia melaporkan komitmen investasi baterai litium di Morowali.

Contemporary Amperex Technologyy (CATL) memimpin kongsi bersama produsen otomotif global untuk memproduksi baterai mobil listrik. Perkongsian yang melibatkan Volkswagen, Mercedes, serta Tesla itu melibatkan investasi sekitar USD 4 miliar atau sekitar Rp 55,7 triliun secara bertahap.

Perusahaan Korsel lain yang akan berinvestasi adalah Lotte Chemical yang bergerak di bidang petrokimia. Kemenperin menyatakan bahwa Lotte Chemical bakal menambah investasinya menjadi USD 4,3 miliar (sekitar Rp 60,6 triliun) dari sebelumnya yang hanya USD 3,5 miliar (sekitar Rp 49,3 triliun).

”Lotte Chemical menambah investasinya untuk membangun kompleks pabrik petrokimia di Indonesia,” kata Agus. Saat ini, menurut mereka, pabrik tersebut masih dalam pembangunan. Tapi, mereka tetap mau menambah investasinya.

Nanti, dengan tambahan investasi, Lotte bisa meningkatkan kapasitas produksi naphta cracker menjadi 3,5 juta ton per tahun dari awalnya 2 juta ton per tahun. Sebelumnya, korporasi raksasa asal Negeri Ginseng tersebut menanamkan modal untuk membangun kompleks pabrik petrokimia di Cilegon, Banten.

Pabrik yang berdiri di atas lahan seluas 100 hektare itu akan mengolah naphta cracker bernilai tambah tinggi. Bahan baku tersebut bisa dihasilkan menjadi beberapa produk turunan, di antaranya ethylene, propylene, dan polypropylene. Setelah resmi beroperasi, hasil produksi dari pabrik tersebut bakal digunakan untuk memenuhi permintaan domestik maupun global. (agf/c25/hep)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X