Mou ke Tottenham, Demi Mewujudkan Mimpi Trofi

- Kamis, 21 November 2019 | 10:47 WIB

LONDON– Jose Mourinho betul-betul kembali ke London dan pentas Premier League. Bukan menuju Chelsea. Dan bukan juga Arsenal setelah akhir Oktober lalu sempat bertemu Head of Football Arsenal Raul Sanllehi untuk makan malam.

Dalam situs resmi Tottenham Hotspur kemarin (20/11) klub berlogo ayam jago tersebut menyebutkan Mourinho akan jadi nahkoda tim untuk tiga musim ke depan. Atau sampai musim 2022-23 mendatang.

Chairman Spurs Daniel Levy mengatakan rekam jejak Mourinho sebagai pelatih sukses dengan koleksi 25 trofi di berbagai ajang menjadi tolok ukurnya. Daily Mail menulis untuk pertama kalinya dalam sejarah klub yang berumur 137 tahun itu mereka memiliki seorang pelatih yang punya koleksi titel Liga Champions.

"Jose (Mourinho) sangat kaya pengalaman, bisa memberikan inspirasi kepada pemain, dan pelatih handal. Kami percaya kedatangannya memberikan energi dan rasa percaya di ruang ganti kami," tutur Levy.

Sebelum mengumumkan penunjukkan The Special One sebagai pelatih baru, Spurs memuat pernyataan soal pemecatan arsitek tim sebelumnya Mauricio Pochettino. Levy menyebutkan pemutusan kerja sama dengan Pochettino ini diputuskan dewan klub dengan alot dan membutuhkan debat yang lama.

Sehari sebelum pemutusan kerja sama dengan Pochettino itu Daily Mail sudah menurunkan tulisan kalau pemecatan Pochettino tinggal menunggu hitungan waktu. Hanya lima kemenangan di semua ajang dari 17 pertandingan, tercecer di posisi 14 Premier League, pembantaian 2-7 di kandang saat bertemu Bayern Muenchen di Liga Champions (2/10), dan gagal menguasai ruang ganti adalah deretan aib yang dipikul Pochettino musim ini.

Penunjukkan Mourinho ini menimbulkan pro kontra di level suporter. Pendukung Spurs sebagian bersorak. Tapi ada juga yang kecewa dengan ditendangnya Pochettino. Yang bergembira beropini masuknya pelatih asal Setubal Portugal itu akan memberikan gelar kepada Spurs. Maklum dalam histori Mourinho setiap klub yang dilatihnya pasti berhasil juara minimal di satu ajang kompetisi.

Barisan suporter Spurs yang sakit hati kepada Mourinho juga tak sedikit. Gaya bicara pelatih 56 tahun itu nylekit. Sebelum final Piala Liga 2014-2015 di Stadion Wembley, Mourinho yang saat itu menangani Chelsea menyebut tak mungkin melatih Spurs karena rasa cintanya kepada suporter The Blues. Mourinho membeberkan Spurs pada 2007 pernah membujuknya bergabung namun bapak dua anak itu menolak.

The Telegraph menulis kalau kegagalan di final Liga Champions 2018-2019 memberikan efek yang sangat besar. Pochettino setelah final di Wanda Metropolitano Madrid, eks pelatih Southampton itu mengasingkan diri ke Barcelona. Padahal Harry Kane dkk terbang kembali ke London. Jangan lupa juga pengakuan Pochettino kalau setelah kekalahan final Liga Champions, Pochettino sempat mengisolasi diri dalam kamar selama sepuluh hari.

Nah, kedatangan Mourinho ini menurut The Telegraph ini diharapkan bisa membayar hutang di Liga Champions musim lalu. Dengan pengalaman dua kali juara bersama FC Porto 2004 dan Inter Milan 2010, Mourinho dianggap mampu membawa juara Liga Champions tahun ini.

Sepanjang sejarah klub-klub Inggris pada era Liga Champions hanya Roberto Di Matteo yang berstatus pelatih pengganti namun bisa membawa timnya juara Liga Champions musim 2011-2012.

Liga Champions memang menjadi salah satu daya magnet besar buat Mourinho mau menerima tawaran Spurs. Dalam wawancara dengan The Coaches' Voice bulan lalu, Mourinho mengatakan harus berada dalam sebuah tim dengan keinginan menang yang besar.

"Jika seseorang memberikan kontrak yang sangat menggiurkan katakanlah untuk sepuluh musim dan menyatakan target obyektif adalah jadi juara. Akan tetapi kalau finis posisi tujuh, delapan atau sembilan hal itu dimaklum maka dengan cepat saya katakan klub itu tak pantas buat saya," kata Mourinho.

Sebagai sosok yang ambisius maka sudah menjadi habitat Mourinho bergabung dengan klub yang menaruh minat besar pada trofi setiap musimnya. "Saya hanya menginginkan sebuah proyek, baik klub atau tim nasional, dimana saya merasa bermain untuk menang. Memang jika mengingat masa lalu saya sudah menang namun itu bukan saya karena saat ini saya bertarung untuk menang," kata pelatih berjuluk The Special One itu.

Pada ajang Liga Champions musim ini, Spurs ada di posisi runner-up grup B di bawah Bayern Muenchen dengan nilai tujuh. The Lilywhites punya peluang besar lolos dari fase grup ini. (dra)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Tinjau Langsung Perkembangan Atlet

Sabtu, 20 April 2024 | 17:10 WIB

Serasa Membalap di Atas Es

Sabtu, 20 April 2024 | 14:35 WIB

“Bukan Saya yang Indisipliner”

Jumat, 19 April 2024 | 16:00 WIB

KBL Kembali Digulirkan Akhir Pekan Ini

Jumat, 19 April 2024 | 15:00 WIB

Ingin Gelar Kejuaraan Paralayang Dunia di Kotabaru

Jumat, 19 April 2024 | 14:30 WIB

Karate Fokus Mengasah Psikis

Selasa, 16 April 2024 | 11:30 WIB

Duka Olahraga Kaltim, Polo Berpulang

Selasa, 16 April 2024 | 10:50 WIB

Dansa Kaltim Berharap Tryout ke Luar Negeri

Selasa, 16 April 2024 | 10:30 WIB

Aldila Debut Ganda di Stuttgart

Senin, 15 April 2024 | 17:34 WIB

Gia Sedih Bakal Lawan Megawati

Senin, 15 April 2024 | 16:30 WIB

Bukti Gaharnya Performa Aprilia

Senin, 15 April 2024 | 14:45 WIB
X