PROKAL.CO, SAMARINDA - Sebanyak 45 burung berbagai jenis di Kalimantan hendak diselundupkan ke Sulawesi Selatan digagalkan petugas Stasiun Karantina Kelas 1 Samarinda. Burung tersebut dititipkan di kapal yang akan berangkat tujuan Pare-pare pada hari Minggu (17/11/2019) lalu. Terdapat 4 jenis burung dilindungi Negara yang diselundupkan. Yaitu, burung beo 25 ekor, burung cucak hijau 4 ekor, burung kolibri ninja 5 ekor dan burung pelatuk 4 ekor.
"Puluhan satwa burung ditemukan petugas Karantina piket, saat dititipkan di kapal. Sedangkan, pelaku yang membawa atau memiliki masih kita lakukan pendalaman penyelidikan dan diproses," ujar Kasubsi Pelayanan Operasional Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda Muthohar Uddin, Rabu (20/11/2019).
Muthohar menambahkan pihaknya belum ketahui jelas modus para pelaku penyelundupan ini. Apakah barang puluhan satwa dititipkan di kapal yang akan diambil di Pare-pare atau dikawal oleh para pelaku. "Kita belum tahu modusnya pelaku. Kebetulan, barang puluhan burung ini ada di kapal atau kendaraan angkutan, maka Karantina bisa menindak pelaku penyelundupan.
Berbeda, barang belum berada di kendaraan angkutan, maka tidak bisa ditindak," kata Muthohar. 45 burung yang terdapat juga burung jenis murai batu akan segera dilepasliarkan di hutan Samboja Kutai Kartanegara. Ini untuk menjaga kelestarian burung khas Kalimantan tersebut. Dan, tak bisa dibiarkan lama di Karantina, agar burung tak mati.
Sementara itu, Kasi Wilayah II Tenggarong BKSDA Kalimantan Timur Tarsisius Krisdiyanto menjelaskan penyelidikan terhadap penyulundupan burung ini diserahkan ke Stasiun Karantina untuk mengejar pelaku. "Sedangkan, burung-burung ini nanti kita lepasliarkan di hutan Samboja yang masih bagus. Kalimantan masih sangat kaya akan jenis dan habitat burung. Sehingga, banyak para pelaku penyelundupan burung beraksi membawa burung dari sini ke Jawa dan Sulawesi," kata Tarsisius.
Tarsisius mengatakan setiap kapal atau angkutan lainnya pesawat banyak sekali ditemukan burung-burung dibawa dari Kalimantan ke Jawa dan Sulawesi. Hal ini disebabkan semakin ramai masyarakat mengikuti perlombaan burung. "Karena mungkin sekarang trend yang muncul perlombaan burung," katanya. (mym)