Nestapa Muhammad Arrayyan Alfarizqi, Balita 16 Bulan yang Terjangkit Kanker LHC

- Rabu, 20 November 2019 | 13:11 WIB

Tangis Muhammad Arrayyan Alfarizqi mulai terdengar dari balik dinding rumah di Jalan Abdul Aziz, Gang P Antasari, Samarinda Utara. Sejak 28 Juli, balita 16 bulan itu mesti bolak-balik Samarinda–Tabang, Kukar, untuk berobat.

 

DADANG YONO S, Samarinda

 

ARRAYYAN, begitu dia dipanggil, menderita kanker langerhans cell histiocytosis (LHC), yang tergolong langka. Kanker itu menyerang berbagai jaringan tubuh, seperti limpa, paru-paru, dan sumsum tulang.

Akibatnya, bagian leher anak kedua Ardiansyah dan Indah itu bengkak kebiruan sebesar kepalan tangan orang dewasa. Ketika bernapas pun terkadang terdengar suara dengkuran dari lehernya.

Indah mengisahkan, awal mula penyakit Arrayyan diketahui Juni lalu. Saat itu dia kerap demam. Setelah berobat ke puskesmas, dia terindikasi gejala tifus. "Tapi kok nggak sembuh anak saya, bahkan demamnya sempat 38 derajat," ungkap Indah saat dijumpai di kediaman keluarganya di Samarinda Utara, beberapa waktu lalu.

Indah pun merujuk Arrayyan ke RS Dirgahayu, Samarinda. Setelah dirawat 10 hari, keadaannya membaik, Arrayyan pun dibolehkan pulang. "Dari situ Mas, ketika sudah pulang, ada bengkak di leher dan perut anak saya," ucapnya dengan nada sedih.

Tak patah semangat, kedua orangtua tersebut membagi tugas. Ayah mengais rezeki di kampung, lantaran biaya yang telah menipis, sedang ibunya membawa Arrayyan ke RSUD AW Sjahranie.

Bak petir pada siang bolong. Dokter memvonis balita mungil itu kanker LHC. Kaki Indah lemas seketika, air matanya jatuh tak terbendung. "Saya langsung telepon bapaknya, biar datang ke kota," sambungnya.

Sempat meminta keterangan dari Humas RSUD AW Sjahranie, dr Arysia Andhina. Dokter yang dikenal ramah itu menerangkan, kanker LHC, termasuk kanker yang jarang dijumpai. Faktor genetik menjadi momok yang sangat susah dihindari. "Kalau untuk Adek Arrayyan, memang dari riwayat keluarganya ada memiliki riwayat serupa," terangnya.

Kanker yang menyerang kelenjar getah bening tersebut, lanjut Arysia, juga bisa mengancam siapa pun. Dia menyarankan, para orangtua menghindari pemberian makanan yang mengandung pengawet, gluten, dan MSG. "Jadi jangan disepelekan, orangtua juga jangan berikan makanan sembarangan kepada anak," lanjutnya.

Kembali ke Indah, besar harapannya untuk anaknya dapat sembuh dari sakitnya. Saat ini Arrayan beserta kedua orangtuanya masih menunggu keputusan dokter untuk menjalani kemoterapi. Perempuan berjilbab itu juga mengharapkan uluran tangan Pemerintah Kukar demi kesehatan anaknya. "Semoga Bapak Bupati bisa bantu kami yang dari kampung ini," tutupnya.

Di tengah kondisi anaknya yang tengah mengidap kanker, Ardiansyah yang hanya buruh lepas di kampungnya terkadang mesti berhenti bekerja. "Yah bapaknya kadang nggak kerja, karena nyusul ke Samarinda buat urus anak," ucapnya

Urusan biaya pun menjadi salah satu kendala. Biaya untuk urusan bolak-balik Samarinda–Tabang, serta biaya hidup yang jauh berbeda ketika di Kota Tepian dikeluhkan ibu dua anak tersebut. "Di sini mahal Mas, beda dengan di kampung (Tabang)," sebut Indah yang tinggal di Jalan Raya Sidomulyo, RT 04, Kecamatan Tabang, itu.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X