TANJUNG REDEB – Setelah melakukan pengambilan sampel air di Sungai Segah, yang diduga tercemar limbah perusahaan, Bupati Berau Muharram, memastikan akan menghentikan sementara aktivitas dua perusahaan perkebunan kelapa sawit. Bupati mengatakan, aktivitas perkebunan dua perusahaan sawit yang tidak disebutkan namanya itu tidak dihentikan seluruhnya.
Hanya dua jenis kegiatan yang dihentikan sementara. Yakni proses pemupukan kelapa sawit yang dianggap tidak ramah lingkungan dan pengelolaan limbah yang dilarang untuk disalurkan langsung ke sungai.
“Sambil kita lakukan perbaikan (dari sisi regulasi) penanganan limbah, sehingga setelah aman, baru dilepas ke sungai,” jelas Muharram, Selasa (19/11).
Selama ini, kata dia, baru perusahaan tambang batu bara yang diwajibkan untuk mengolah limbahnya. Setelah kondisi air normal, bebas dari logam berat, kekeruhan dan tingkat keasaman normal, baru kemudian di buang ke sungai.
Sementara, perkebunan sawit selama ini hanya membangun drainase mengelilingi kebun. Pemupukan dilakukan saat musim kemarau.
Namun pada saat musim hujan, residu atau sisa-sisa pupuk terbawa air hujan ke sungai. Inilah yang diyakini menjadi penyebab perubahan warna air sungai, sehingga air memiliki kadar asam yang tinggi serta menjadi penyebab matinya ribuan ikan.
“Karena berdasarkan hasilnya survei yang dikirimkan, ternyata Ph (asam-basa) yang mengalami penurunan secara ekstrem ada di ujung drainase perusahaan sawit itu. Sementara aliran sungai dari perusahaan-perusahaan itu dihentikan sementara. Dengan memblokir air agar tidak mengalir ke sungai,” katanya
Diketahui, sudah beberapa pekan ini terjadi perubahan kondisi air Sungai Segah. Normalnya, Sungai Segah berwarna cokelat dan keruh. Namun akhir-akhir ini, air sungai berubah menjadi jernih. Masyarakat juga banyak menemukan ikan yang mati. Selain kadar asam yang tinggi, ikan-ikan tersebut mati lantaran kekurangan pasokan oksigen.
Ikan di sejumlah titik Sungai Segah, harus ‘berebut’ oksigen dengan ganggang hijau-biru yang mengalami pertumbuhan secara masif.
Ganggang hijau-biru yang merebak di permukaan air sungai ini lah yang menyebabkan warna air berubah menjadi kehijauan.
Masyarakat berharap, Pemkab Berau menindak perusahaan yang terbukti melakukan pencemaran lingkungan.
Namun hingga kini, Pemkab Berau masih menunggu hasil uji laboratorium terhadap sampel air yang diambil di sejumlah lokasi di Sungai Segah, guna memastikan, perubahan warna air sungai ini memang benar disebabkan pencemaran. (*/aky/far/k18)