TANA PASER - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Paser Abdul Basyid melalui Kabid Pengelolaan Taman Hutan Raya (Tahura) Teguh Haryanto menyampaikan bahwa pada Oktober lalu, digelar kerjasama kemitraan dengan Kelompok Tani Hutan Mutiara Kotep, di Desa Saing Prupuk Kecamatan Batu Engau.
Kerjasama ini merupakan pemulihan ekosistem untuk Tahura Lati Petangis. Teguh menyebut kemitraan konservasi ini bertujuan mengembalikan fungsi ekosistem secara bertahap dan mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan. Juga untuk penguatan kelembagaan kelompok tani.
" Sebanyak 50 hektare lahan luasnya. Rencananya luas lahan tersebut akan ditanami beragam tumbuhan seperti Durian, Jengkol, Petai, Pohon Bengkirai, Pohon Meranti dan tumbuhan endemik lainnya yang biasa tumbuh di Tahura," ujar Teguh.
Program ini kata Teguh ialah kali pertama di atas lahan Tahura Lati Petangis seluas 3.445 hektare. Kini para petani tengah mempersiapkan lahan yang akan dikonservasi. Pada kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) lalu sebelum Oktober di Paser, lahan sekitar tahura sedikitnya terkena imbas kebakaran.
Tahura Lati Petangis sejak 2018 perlahan mulai menjadi objek wisata unggulan di Kabupaten Paser. Pasalnya, Tahura Lati Petangis memiliki kelebihan akan potensi fisik yang baik dan masih alami. Tahura Lati Petangis sebelumnya merupakan kawasan hutan bekas area konsesi pertambangan PT BHP Kendilo Coal Indonesia (PT BHP KCI). Luas sekira 2.017,53 hektare dari luas 3.445,37 hektare secara keseluruhan.
Penetapan luasan kawasan Tahura Lati Petangis, dilakukan pada 2015 silam melalui Akhirnya, SK.4335/menLHK-PKTL/KUH/2015 tentang Penetapan Kawasan Hutan Taman Hutan Raya Lati Petangis seluas 3.445,37 ha di Kabupaten Paser, Provinsi Kaltim. Beberapa spot wahana telah dibangun untuk pengunjung, seperti jogging track sepanjang 350 meter di samping Danau Gentong Dayo, dan Penangkaran Rusa yang jumlahnya mencapai 30 ekor. Selain itu banyak warga yang berekreasi melihat pepohonan dan memancing ke lokasi ini. (/jib)
