SAMARINDA - Ekonomi Kalimantan Timur triwulan III tahun 2019 tumbuh 6,89% year on year (yoy) lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya. Hal ini dipengaruhi kinerja sektor eksternal yang membaik di tengah harga komoditas global yang menurun.
Berdasarkan lapangan usaha, ekonomi Kaltim triwulan ini didorong oleh sektor pertambangan dan penggalian yang tumbuh sebesar 11,46% (yoy). Di sisi pengeluaran, pertumbuhan ekspor luar negeri 15,94% (yoy), menjadi penggerak utama ekonomi.
"Kinerja sektor pertambangan didorong oleh kenaikan produksi pada triwulan III 2019 dibandingkan dengan triwulan II 2019 yang didukung oleh faktor cuaca yang kondusif dan penyaluran kredit pertambangan yang tumbuh positif sebesar 13,20% (yoy) pada September 2019," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim, Tutuk S.H. Cahyono, Senin (18/11/2019) dalam rilisnya.
Bank Indonesia mencatat kenaikan produksi pertambangan itu diperkirakan upaya antisipatif pengusaha batubara menghadapi tren penurunan harga batubara lebih lanjut di pasar internasional.
"Volume ekspor batubara juga mengalami kenaikan sebesar 15,24% (yoy) dengan tujuan utama pengiriman ke India dan Tiongkok. Restriksi (pembatasan) impor batubara yang dilakukan Tiongkok belum terlihat dampaknya terhadap ekspor batubara Kaltim sampai triwulan ini," ujar Tutuk.
Perekonomian Kaltim juga didukung oleh kinerja lapangan usaha industri pengolahan yang tumbuh lebih tinggi dibanding dengan kinerja pada triwulan sebelumnya.
Meski secara tahunan, harga CPO masih turun, namun kenaikan produksi mampu menutupi penurunan tersebut. Kenaikan produksi CPO terlihat pada kenaikan volume ekspor CPO hingga 45,17% (yoy) sejalan dengan masih terjaganya permintaan CPO dunia seiring dengan penurunan tarif impor CPO Indonesia dan pembatasan impor India dari Malaysia akibat ketegangan politik. (mym)