MASYARAKAT Kaltim menyambut positif kegiatan Fornas V yang digelar di Samarinda. Masyarakat Kota Tepian tampak puas dengan gelaran beberapa cabor.
“Kami senang, ini event nasional. Banyak yang kami tidak tahu, sering dilihat ternyata ini bagian dari olahraga rekreasi,” kata Ivan, mahasiswa asal Kutai Kartanegara di BIGmall.
Lain lagi dengan Andi Mustari, warga asal Kutai Timur yang khusus datang ke Samarinda untuk menyaksikan cabor-cabor unik. Bagi pria 32 tahun tersebut, banyak cabang olahraga tradisional yang dipertandingkan.
“Sangat luar biasa, khazanah budaya kita ternyata sangat kaya. Kami lihat tadi banyak cabor tradisional. Semakin bangga menjadi masyarakat Indonesia,” terang Andi.
Bukan hanya itu, Andi juga memuji dengan kegiatan ini masyarakat kecil dan pedagang-pedagang merasakan dampaknya. Ekonomi kerakyatan menjadi bergelora.
“Manfaatnya ganda. Selain berolahraga, dapat tambahan pengetahuan dan bisa membangkitkan ekonomi masyarakat kecil,” tandasnya.
Gelaran Fornas edisi kelima di Samarinda mendapat perhatian besar dari pemerintah. Salah satunya dengan dukungan dana yang diberikan sebesar Rp 5 miliar.
Deputi Pembudayaan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga, Raden Isnanta, bahkan menyebut nilai itu menjadi kucuran APBN terbesar sepanjang gelaran Fornas.
Itu salah satu bukti nyata peran pemerintah dalam menggalakkan program “Sport For All”. Sesuai dengan pesan dalam rapat dengan pendapat (RDP) dengan Komisi X DPR RI, bahwa Sport For All harus diperhatikan dan ditegaskan dengan langkah nyata.
"Nilai ini memang kami siapkan untuk mendukung gelaran Fornas yang dijalankan FORMI. Nilainya Rp 5 miliar. Untuk menggelorakan itu, daerah juga mengucurkan anggaran," kata Isnanta.
Tak hanya dana APBN dari pemerintah, suksesnya gelaran Fornas ini berkat sinergisitas dengan pemerintah daerah. Pemerintah Kalimantan Timur juga mengeluarkan dana APBD Pemprov demi menggelar Fornas V ini.
"Kami juga berterima kasih terhadap Pemprov Kaltim yang turut memberikan bantuan dengan jumlah yang besar, bersedia menjadi tuan rumah, dan menyediakan venue-venue yang representatif. Dengan demikian, gelaran Fornas bisa berjalan baik. Tanpa bantuan tuan rumah, kesuksesan penyelenggaraan belum tentu didapatkan," pungkas Isnanta. (/azr/kri/k16)
