SAMARINDA – Penutupan sementara Bandara APT Pranoto Samarinda pada 20 November hingga 15 Desember, juga berimbas kepada para penyedia jasa angkutan darat. Sopir yang biasa menunggu penumpang di sekitar bandara harus memikirkan cara lain untuk mengais rezeki.
Diketahui, tutupnya operasional bandara tersebut diumumkan pada Jumat (8/11) lalu oleh Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) APT Pranoto, Dodi Dharma Cahyadi. Hal itu karena pengerjaan dua proyek. Yakni, pemasangan airfield lighting system (AFL) dan perbaikan taxiway sepanjang 100 meter.
Hal tersebut berdampak kepada pihak maskapai. Delapan maskapai penerbangan yang beroperasi di Bandara APT Pranoto juga telah dikonfirmasi untuk tak melakukan penjualan tiket untuk sementara waktu. Bukan hanya pihak maskapai yang terdampak, tapi juga penyedia jasa angkutan darat a di kawasan bandara.
Yadi, sopir Sentra Taksi Samarinda mengaku belum mendapat informasi atas penutupan bandara yang berlangsung dua pekan mendatang. "Belum dapat informasi soal rencana penutupan itu," terang Yadi kepada media ini beberapa hari lalu.
Dia juga menuturkan, pasti mengalami kerugian karena selama perbaikan berlangsung, dirinya tak bisa kerja lantaran tak ada penumpang. Dalam sehari, Yadi bisa mengantongi sekira Rp 400 ribu. "Ya rugi karena nggak narik, tapi mau bagaimana lagi," tambah pria yang baru tujuh bulan berprofesi sebagai sopir tersebut.
Sementara itu, Heruddin, sopir dari Angkasa Jaya. Dia menuturkan, telah mengetahui adanya penutupan sementara Bandara APT Pranoto. Jika penutupan berlangsung, Heruddin akan beralih menggunakan aplikasi jasa angkutan online agar tetap dapat mengais rezeki.
"Mungkin dengan aplikasi itu kami pindah ke kota (mencari penumpang)," ujar sopir yang per hari bisa memperoleh Rp 420 ribu itu. Terkait kerugian, dirinya tak menampik.
Bandara yang tak beroperasi hampir satu bulan membuat lahan rezekinya mengering. Sebab, tak bisa mendapatkan penumpang di kawasan bandara itu. (*/dad/kri/k16)