Keluhkan Akses Jalan Alternatif SMP 38 yang Buruk

- Minggu, 17 November 2019 | 14:04 WIB

Tak kunjung selesai permasalahan pembebasan lahan di SMP 38. Bukan hanya 412 siswa yang merasakan. Sebanyak 23 guru dan 8 staf sekolah harus membuat jalan alternatif lain. Pasalnya, jalan utama menuju SMP tersebut telah diportal pemiliknya sejak Senin (11/11) sore.

 

SAMARINDA–Sedangkan, Selasa (12/11) lalu, saat hujan menerpa Kota Tepian, semua siswa dan guru kerja bakti membuat anak tangga di jalan alternatif. Tepatnya di belakang sekolah.

Maudy Alfina, siswa kelas IX, menceritakan saat berangkat Selasa (12/11), teman-temannya banyak yang jatuh ketika melewati jalan alternatif itu. "Mereka pada kepeleset. Setelah apel pagi, kami juga gotong royong buat tangga di sana," ujarnya, Kamis (14/11).

Alfina menceritakan, untuk bisa melewati jalur tersebut, dirinya bersama teman-temannya harus melepas sepatu agar tidak kotor.

Ditemui terpisah, Ketua Komite Wali Murid SMP 38 Kusnandar menerangkan, beberapa waktu lalu, sempat mengumpulkan semua wali murid untuk mengadakan rapat dengan pihak sekolah. "Sebelum pemortalan itu, kami rapat untuk perbaiki jalan. Tapi, waktu itu dikasih tahu kepala sekolah, bahwa itu bukan tanah sekolah," ungkapnya.

Dia menceritakan, dulu telah menemui pemilik lahan untuk meminta izin untuk memperbaiki akses menuju sekolahan agar anak-anak dengan mudah untuk pergi ke sekolah. Namun, pemilik lahan menolak. "Dia enggak mau karena kalau diperbaiki nantinya pemerintah malah lepas tangan," ujarnya.

Tapi, setelah mengetahui bahwa jalan utama tersebut telah diportal, Kusnandar pun berharap pemerintah cepat menanggapi permasalahan ini. "Ini sekolah di dalam kota bukan di pelosok, masa ya seperti ini. Harapan saya, pemerintah dapat segera menangani masalah ini, biar anak-anak kami dan gurunya dapat melaksanakan tugas dengan baik," tutupnya.

Sebagai informasi polemik pembebasan lahan menerpa akses jalan menuju SMP 38, Jalan Jakarta, Kelurahan Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang. Senin (11/11) lalu akses jalan utama diportal kayu setinggi 1 meter. Baik guru maupun siswa pun tidak bisa menggunakan kendaraan untuk masuk ke area sekolah. (*/eza/dns/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X