Asa Terakhir Badak Kalimantan, Tersisa Belasan, Terancam Hanya Jadi Legenda

- Sabtu, 16 November 2019 | 11:58 WIB

Dibanding badak, Kalimantan lebih dikenal dengan orang utan dan pesutnya. Namun, beberapa waktu belakangan, keberadaan badak di tanah Borneo mengemuka. Sayang, nasib mereka terancam. Upaya mencegah kepunahan mulai dilakukan. Jangan sampai badak hanya jadi legenda.

NOFIYATUL CHALIMAH, Samarinda

Pemalu dan lebih suka menyendiri. Akibatnya tak banyak yang mengetahui keberadaannya di pulau ini. Hanya desas-desus bahwa mereka ada. Tanpa bukti nyata. Beberapa kamera jebak pun dipasang untuk memastikan badak ada di tanah Borneo.

Pada 2015, sesosok badak tertangkap kamera jebak yang dipasang di belantara Kutai Barat. Gambar memperlihatkan dia tertatih karena kaki kirinya terjerat. Badak itu pun dinamakan Najaq. Badak tersebut berhasil ditangkap, kemudian dilepas jerat talinya dan diobati. Namun malang, jerat sudah telanjur membuat luka terlalu dalam dan terinfeksi. Najaq pun mengembuskan napas terakhir pada April 2016 setelah dirawat sekitar dua pekan.

Kini sudah ditemukan Pahu. Seekor badak betina yang beratnya sekitar 350 kilogram. Sebuah ukuran yang terbilang kecil untuk ukuran badak yang biasanya sampai 1 ton.

"Maka dari itu, kami masih mencoba meneliti lebih terperinci. Siapa tahu ada perbedaan DNA. Jadi jenis baru," ungkap Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim Sunandar.

Pahu kini tinggal di Kelian, Kutai Barat. Saat ini, Pahu sendiri. Sunandar tengah mengupayakan pengumpulan teman-teman Pahu yang diperkirakan menjelajah sekitar Kutai Barat, Mahakam Ulu, hingga Kalimantan Tengah. Diperkirakan ada 15 badak Kalimantan yang masih ada. Jika tak ada tindakan efektif, 10 tahun mendatang mereka hanya jadi kisah.

Namun, sejauh ini ada dua badak yang diketahui menjelajah Mahakam Ulu. Jadi, ada tiga badak yang sudah diketahui keberadaannya.

"Dua badak kami temukan di Mahakam Ulu. Tetapi belum ditangkap. Nantinya badak-badak dikumpulkan di lahan 500 hektare di Kelian itu," sambung Sunandar. Sebenarnya, populasi 15 badak itu tak ideal. Sebab, idealnya adalah 20 ekor dalam satu populasi. Sunandar berharap, badak yang ditemukan nanti berjenis kelamin jantan. Jadi, bisa jadi jodoh untuk Pahu.

Dibandingkan melakukan inseminasi buatan, Sunandar mengaku, pihaknya memprioritaskan perkawinan secara alami terlebih dulu. Sehingga, badak-badak ini bisa berkembang biak. Apalagi, kabar duka sudah diterima dari negeri jiran Malaysia.

"Badak Kalimantan di Malaysia yang berjenis kelamin jantan sudah mati. Tinggal yang betina satu ekor. Maka besar harapan kita untuk menjaga badak ini dari ancaman kepunahan," terang Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH) KLHK Indra Exploitasia.

Dia mengungkapkan, kondisi badak Sumatra yang tinggal di Kalimantan dan Sumatra berbeda. Di Sumatra, ada tempat khusus yaitu di Aceh, Taman Nasional Way Kambas, dan Bukit Barisan. Namun, di Kalimantan belum ada. Dan baru akan dibentuk. Harus bergerak cepat mengingat kondisi badak yang makin terjepit. Sudah hidup sendiri, harus menghadapi perambahan hutan karena perkembangan populasi manusia.

Dia pun berharap, badak Kalimantan bisa berefek bagi masyarakat. Salah satunya, di bidang ekonomi. Misalnya dengan membuat ulap doyo cap badak. "Walaupun tak langsung, tapi ada efeknya," sambung dia.

Sementara itu, Sunandar mengatakan, keberadaan badak di Kalimantan ini cukup unik. Jejaknya tak terekam nyata dari berbagai zaman. Hanya cerita dari mulut ke mulut tanpa bukti jelas. Sunandar meyakini badak ini memang hewan asli Kalimantan.

"Tidak ada catatan sejarah dia hadiah dari kerajaan lain. Seperti kasus gajah di Kaltara itu," sambungnya. Sementara itu, terkait bobot badak Kalimantan yang lebih kecil, Sunandar meyakini bukan perkara nutrisi. Namun, memang keanekaragaman satwa.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X